Sabtu, 20 April 2024 | 00:47
OPINI

Cukuplah Allah Bagiku

Cukuplah Allah Bagiku
Ilustrasi Cukuplah Allah Bagiku (Int)

Oleh: Elva Tazar

Penulis Novel Amak  &Jangan Rampas Imanku, Ig@elvatazar

"Aduhh kamu gemuk amaat"  Jika ucapan itu kita lontarkan pada orang yang baper pasti marah dan merasa tak percaya diri, karena yang ada dipikiranya, cantik  itu harus langsing. Tapi bagi orang yang  pikirannya,  gemuk justru menunjukan kemakmuran. Dikatain gemuk  malah senang, dengan penuh rasa syukur ia berucap, "Alhamdulillah, ini tandanya suamiku sukses membahagiakan dan memakmurkan istrinya..".

Nah dari dua tipe manusia ini kita akan bisa mengambil kesimpulan bahwa mind set seseorang akan mempengaruh cara dia menghadapi masalah.

Apa hubungannya dengan  covid  yang konon katanya makin mewabah?

"Ibu kok pake masker ?" Tanyaku pada seorang  ibu muda, Lalu ia  menjawab, " Harus supaya kita tidak terpapar covid.." lalu aku bertanya lagi pada  ibu ke dua, dia  menjawab, " Pake masker ini ikhtiar untuk tidak terpapar covid".

Selintas jawaban ini sama. Namun jika dicermati ibu yang pertama pasti tidak siap jika ia terpapar karena ia begitu yakin jika sudah  taat prokes pasti selamat dari virus covid.  Sedangkan, ibu yang ke 2, jika terpapar covid akan jauh lebih siap. Baginya prokes adalah bagian ikhtiar atau usaha.

Namanya usaha bisa gagal bisa juga berhasil.  Ikhtiar menghindar dari  wabah, bagian dari ibadah. Dia sadar apa pun ikhtiarnya untuk menghindar dari  covid, tak akan berhasil jika Allah berkehendak lain. Ini yang dinamakan  Takdir atau ketetapan Allah.

Sebagai orang beriman kita harus percaya dengan takdir, bahwa Allah yang akan menentukan kita terpapar atau tidak. Adapun taat prokes adalah ikhtiar. Jangan sampai kita sengaja tidak pake masker ditengah  kerumunan  lalu jika terpapar covid kita menyalahkan takdir. Ini keliru, jangan salahkan Allah jika kita sendiri  menantang maut. Namun jika kita sudah ikhtiar  masih terpapar, inilah yang disebut takdir.

Lihatlah betapa banyak orang yang terpapar padahal sudah sangat disiplin mengikuti prokes, sementara banyak yang tidak taat prokes sehat sehat saja. Disinilah kita harus bisa menata pikiran kita, bahwa ada faktor x  diluar kekuasaan kita.

Maka dalam menghadapi wabah ini kita harus bisa mengolah pikiran kita, untuk siap jika satu saat Allah takdirkan kita terpapar.

Jangan panik, Ada Allah bersama kita. Terima takdir Allah ini dengan berpikir positif, ikhlas akan jauh lebih meringankan rasa sakit itu. Daripada kita cemas, marah, kecewa ini justru membuat imunitas tubuh menurun. Ingat virus itu keciiiiiiil sedangkan  Allah maha besar, yakinlah Allah akan berikan kesembuhan jika rezeki kita masih ada di dunia ini.

Allah baru wafatkan kita jika jatah rezeki kita di dunia ini sudah habis. Percaya dengan takdir,  adalah kekuatan untuk kita melawan covid ini. Tawakal kepada Allah bukan berarti kita menyerah, jusru kita makin semangat berjuang karena Allah berjanji, " Berdoalah padaKu, pasti Aku kabulkan (QS Gofir ayat 60)

Doa adalah ikhtiar kita yang utama bukan yang terakhir.  Doa inilah senjata orang beriman, maka dalam melawan virus ini ikhtiar berdoa dan berjuang agar tubuh kita menjadi pemenang dan virus ini tak mampu menyakiti kita.

Mengapa banyak orang yang paranoid dengan virus ini, katena nyaris 2 tahun otak kita menerima informasi yang sangat menakutkan, tanpa kita sadari kita lebih takut pada covid daripada yang ciptakan covid,  inilah kesalahan yang sangat fatal.

Dampaknya  jika kita terpapar kita panik, cemas dan ketakutan. Reaksi ini justru sangat buruk efeknya bagi diri kita. Karena ketakutan itu justru membuat imunitas kita menurun dan covid itu pun makin menguasai tubuh kita.

Saat terpapar covid, Aku berusaha tenang atau tepatnya menenangkan diri.  Aku yakinkan diri, bahwa aku tak akan mati jika belum ajalku, dan aku tak boleh kalah dengan virus ini.

MashaAllah, positif thingking  dan semangat itu adalah obat terbaik, yang hanya bisa dilakukan oleh diri kita sendiri. Untuk  Sahabat yang saat ini terpapar covid, isolasi mandiri jika sakitnya ringan dan bagi yang dirawat di rumahsakit, semoga   ikhlas menerima takdir ini, dengan demikian segalanya akan lebih ringan jika kita berdamai dengan takdir. Allah ta'ala berfirman dalam surat  Al Baqarah  ayat 216, " Bisa jadi yang  kamu benci justru baik bagimu...".

Ayat ini sebagai isyarat Allah tahu takdir terbaik  buat hambaNya. Jika kita tidak memahami setiap musibah yang menimpa kita  hingga  kecewa pada takdir  Allah justru akan memperberat sakit yang diderita.

Hasbunaulah waniakmal wakil.  Cukuplah Allah sebagai Pelindung, dan Allah selalu bersama hambaNya yang sabar, menerima takdir yang Allah tetapkan. Semangat yaa sahabatku,  Allah bersama kita.

 

Komentar