Sabtu, 20 April 2024 | 14:54
OPINI

Kutunggu Kau Di Alam Barzah

Kutunggu Kau Di Alam Barzah
Ilustrasi alam barzah (int)

Oleh: ElvaTazar - Penulis Novel Amak dan Jangan Rampas Imanku

Berita itu sungguh, membuat airmataku mengalir deras,  rasanya  begitu kuat cinta itu, hingga  tak ingin berlama lama tanpa pasangannya. Cinta abadi, ketika yang  dicintai wafat, semangat hidup pun sirna, yang ada adalah ingin menyusul belahan jiwa dan bertemu  di alam barzah. Karena  sesungguhnya kematian itu adalah perpindahan roh dari  tubuh di dunia menuju alam barzah.

Hanya 12 hari setelah kepergian  suami tercinta,  Oma menyusul belahan jiwanya. Usai sholat subuh, ia jemput maut dengan ikhlas  menyusul suami tercinta yang sudah 56 tahun bersama dalam suka dan duka.

Sungguh, mempertahankan pernikahan sampai 56 tahun bukanlah sesuatu yang mudah, pasti banyak  drama, ada tangis, tawa suka dan duka yang dijalani, bagaikan perahu di lautan yang terus berlayar ditengah ombak dan badai yang  siap menenggelamkan perahu itu. Hanya cinta dan kesetiaan yang membuat  perahu  itu terus berlayar. Oma dan Opa adalah contoh betapa cinta  dan kesetiaan  tak lekang dimakan usia.

Saat suaminya  menghadap Ilahi, Oma dengan suara pelan berujar, " Opa yang merawat Oma tapi mengapa Opa yang pergi duluan?" Tanya Oma dengan airmata yang terus mengalir di pipinya.
Sungguh, pertanyaan yang menggambarkan  begitu  cintanya  dua sejoli ini, cinta yang tak pudar dimakan waktu.

"Itu tandanya Opa sayang  sama Oma, Opa ingin Oma tetap  hidup menemani anak cucu. Makanya Oma harus  kuat." Jawabku sambil mengusap pipinya. Oma tak bergeming, tatapannya kosong, namun mulutnya selalu  memohon maaf untuk suaminya, " Maafkan Opa yaa, kalau Opa ada salah.." Ucapan itu yang terus ia sampaikan kepada siapa pun yang melayat ke rumahnya. 

Pagi ini,  bagaikan  mimpi dihadapanku jasad Oma terbujur kaku. Mata itu sudah tertutup rapat, bibir itu  membisu, namun wajahnya tersirat kebahagiaan karena menyusul suami tercinta  yang telah menanti di alam barzah.

Innalilahi wa innailahi rojiun, tak ada yang pasti di dunia ini selain kematian, walaupun  banyak yang menghindari namun ada juga orang yang merindukan kematian.  Disaat jiwa lelah  akan fitnah dunia, dikala belahan jiwa sudah tiada, kematian begitu dirindukan  karena  sejatinya  hanya perpisahan  roh dan jasad serta perpindahan alam dunia menuju alam barzah. 

Allah SWT berfirman : “Barangsiapa yang mentaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah yaitu para Nabi, orang-orang siddiqin, orang-orang yang mati syahid, orang-orang soleh dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” QS An-Nisa ayat 69.

Ibnu Qoyim dalam bukunya "ROH" menafsirkan ayat ini orang  sholih akan saling  bertemu di  alam barzah roh yang sholih  akan dikumpulkan dengan  para  roh orang-orang yang  mati syahid dan diberi nikmat  karena amal sholihnya saat di dunia.

Kucium wajah Oma untuk yang terakhir kalinya, kubisikkan doa dan harapan semoga di alam barzah Oma bertemu dengan belahan jiwanya Opa Tahir suami tercinta. 

Selamat jalan Oma Any, kembalilah  kepada Penciptamu dengan hati bahagia  dan dengan ridhoNya.

"Hai, jiwa-jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku." (Al fajr 27 -30)

Tulisan ini untuk  "cinta sejati" (Oma dan Opa Tahir)

 

Komentar