Minggu, 16 Maret 2025 | 06:05
NEWS

Prof Rokhmin Dahuri: Bangsa Indonesia Diberi Keberkahan oleh Allah, Modal dasar Pembangunan Yang Lengkap

Prof Rokhmin Dahuri: Bangsa Indonesia Diberi Keberkahan oleh Allah, Modal dasar Pembangunan Yang Lengkap
Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS

ASKARA - Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar dan beragam, namun masih belum memaksimalkan potensi tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk memaksimalkan potensi ekonomi Indonesia, seperti meningkatkan investasi, meningkatkan ekspor, dan mengembangkan industri yang kuat dan berdaya saing.

"Indonesia merupakan salah satu dari sedikit negara dan bangsa yang diberi keberkahan (karunia) oleh Allah potensi modal dasar pembangunan yang lengkap dan besar untuk menjadi maju, makmur dan berdaulat," ujar Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, lewat video di Instagramnya,  dikutip Jum'at (7/2).

Dalam Al-Quran, keberkahan merupakan konsep penting yang menggambarkan kebaikan dan manfaat yang diberikan Allah dalam berbagai aspek kehidupan. "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (Surat Al-A'raf ayat 96)

"Ayat ini menunjukkan bahwa keberkahan dapat diberikan kepada masyarakat yang beriman dan bertakwa, dalam bentuk limpahan rezeki dari langit dan bumi," jelas Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan - IPB University itu berharap agar kasus ini.

Kemudian, Prof Rokhmin Dahuri menguraikan tentang potensi ekonomi Indonesia, antara lain:

Pertama, Jumlah Penduduk yang Besar

Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar, yaitu sekitar 281 juta orang, yang merupakan penduduk terbesar ke-4 di dunia. Hal ini berarti bahwa Indonesia memiliki pasar domestik yang besar dan potensial.

"Adalah fakta bahwa penduduk Indonesia terbesar ke 4 di dunia dan 281 juta orang. Artinya, dari sisi ekonomi itu domestik market atau pasar domestik besar sekali," jelasnya.

Kedua, Sumber Daya Alam yang Melimpah

Indonesia kaya akan sumber daya alam, baik di darat maupun di laut. Hal ini berarti bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar dalam sektor pertambangan, perkebunan, dan perikanan.

"Fakta bahwa negara Indonesia itu kaya dengan sumber daya alam tidak hanya di darat tapi juga di laut. Hal ini berarti dari sisi suplai atau penawaran besar sekali," terang Prof Rokhmin Dahuri.

Ketiga, Jantung Perdagangan Global

Indonesia terletak di jantung perdagangan global, dengan sekitar 40-45% dari semua barang yang diperdagangkan di dunia dikapalkan melalui laut Indonesia. Hal ini berarti bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar dalam sektor perdagangan dan logistik.

"Berkah Allah Indonesia terletak di jantung perdagangan global, dimana sekitar 40 - 45 persen semua barang, produk, komoditas yang diperdagangkan di dunia itu dikapalkan melalui laut kita," katanya.

"Can you image, bisa dibayangkan nilai ekonominya sangat gigantic, sangat raksasa 15 triliun dolar Amerika per tahun,"  sambung Ketua Umum MAI (Masyarakat Akuakultur Indonesia) itu.

Prof. Rokhmin Dahuri juga menyoroti bahwa saat ini ekonomi Indonesia masih belum mencapai potensi maksimal, dengan PDB (Produk Domestik Bruto) sekitar 1,3 triliun dolar AS, sedangkan potensi ekonomi yang berputar di laut Indonesia sekitar 15 triliun dolar AS per tahun.. 

"Bahwa ekonomi Indonesia jika dijumlahkan dari Sabang sampai Merauke sekarang baru 1,3 triliun dolar Amerika Serikat. Itu ekonomi yang berputar di laut kita itu 15 triliun," tegasnya.

Ia menegaskan, seharusnya Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga lebih aktif dalam memproduksi, berinvestasi, dan mengekspor produk.

Prof. Rokhmin Dahuri juga menekankan bahwa potensi ekonomi ini seharusnya dimanfaatkan dengan lebih baik. Selama ini, Indonesia lebih banyak mengimpor dan mengonsumsi, dibandingkan dengan memproduksi, menginvestasi, dan mengekspor, sehingga neraca perdagangan sering negatif.

"Seharusnya ini menjadi potensi ekonomi. Cuma sayangnya bangsa Indonesia selama ini hanya suka mengimpor dan mengkonsumsi bukan mencintai produksi, menginvestasi dan mengekspor," katanya.

Untuk memaksimalkan potensi ini, Prof Rokhmin Dahuri menekankan, diperlukan strategi yang mendukung produksi domestik, investasi, dan ekspor, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan menyeimbangkan neraca perdagangan.

Namun, sayangnya, selama ini Indonesia lebih cenderung mengimpor barang dan mengonsumsi produk, ketimbang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan kekayaan pasar domestiknya. 

Neraca perdagangan Indonesia masih belum seimbang, dengan ekspor yang lebih kecil daripada impor. Indonesia juga masih belum memiliki industri yang kuat dan berdaya saing, sehingga masih mengimpor banyak barang dan jasa. 

Hal ini tercermin dari neraca perdagangan Indonesia yang sering kali negatif, di mana ekspor lebih kecil dibandingkan dengan impor. "Karena itu neraca perdagangan kita umum ya negatif terus, artinya eskpor nya lebih kecil daripada impornya," katanya 

"Dengan memanfaatkan potensi besar yang dimiliki Indonesia, terutama yang berhubungan dengan sumber daya alam dan posisi geografisnya, Indonesia seharusnya bisa lebih maju dan berdaulat di bidang ekonomi global," ujar Wakil Ketua Dewan Pakar Majelis Daerah (MD) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) itu.

Komentar