Sabtu, 20 April 2024 | 09:31
OPINI

Peradaban Islam Di Nusantara Dibangun Oleh Empat Pilar

Peradaban Islam Di Nusantara Dibangun Oleh Empat Pilar
Kanjeng Senopati

Oleh: Kanjeng Senopati

ASKARA - kejayaan bangsa Nusantara dan memiliki identitas diri justeru pada masa kerajaan-kerajaan. 

Bahwa perkembangan Peradaban Islam di Nusantara pada masa monarki (sebelum kemerdekaan) telah mengangkat kejayaan Nusantara. 

Karena Peradaban Nusantara dibangun oleh para raja dan para Ulama (sebelum kemerdekaan) dengan melalui Tiga Pilar. Yaitu Masjid, Pesantren dan Keraton. 

Kemudian pada masa Mahardikan (setelah kemerdekaan) atau masa milenial peradaban Islam di Nusantara dibangun melalui empat pilar yaitu :

1. Masjid
2. Pesantren
3. Keraton  
4. Kampus.

Itulah Empat Pilar sumber Kekuatan Umat Islam Indonesia yang telah memajukan dan memajukan peradaban bangsa kita di bumi Nusantara. Ke Empat Pilar adalah simpul kekuatan Islam di negeri ini, adalah aset bangsa dan merupakan komponen strategis  didalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang berakhlak dan berbudaya. 

Empat Pilar ini adalah aset kejayaan bangsa dan modal bangsa ini menuju Indonesia baru dan jaya. Tidak akan jaya, kuat dan menjadi bangsa yang besar dan disegani jika salah satu pilar tersebut dihilangkan atau dikebiri

Bila salah satu simpul atau pilar kekuatan Umat Islam Itu lepas atau dihilangkan maka datu persatu akan lepas pula seluruh simpul kekuatan Umat Islam dan akan  runtuh dan punahlah seluruh peradaban kaum pribumi di Nusantara.

Harusnya pemerintah ini peduli, tanggap dan mengapresiasi modal-modal aset bangsa seperti ini. 

Bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan landasan UUD 45  dengan menanamkan  edukasi ilmu, akhlak, adab, budi pekerti luhur dengan mengembangkan dan mensuport Empat Pilar tersebut dalam rangka mewujudkan generasi masyarakat Nusantara Madani yang bereligius dan berbudaya.

Peranan para Ulama dan Kerajaan sangat membantu pemerintah RI dalam "revolusi akhlak dan mental" dalam membentuk manusia Nusantara seutuhnya yang berilmu, berakhlak, bermoral dan berkepribadian luhur. 

Bukan malah oleh pemerintah.dibatasi, dibelenggu dan dikebiri perkembangan dakwah Islamiah dipandang sebagai ancaman. Dengan "alasan underdog" membendung paham radikalisme terorisme dan feodalisme (pada kerajaan).

Karena Peradaban Islam dan Kerajaan Nusantara dibidani dari satu rahim yang sama. Bertumpu pada Empat Pilar tersebut, jika hilang salah satunya saja maka akan timpang dan labil peradaban bangsa ini.

Ada upaya pemerintah oligarki untuk mengkooptasi dan mengkebiri salah satu atau keempat Pilar tersebut. Ini namanya penghianatan pemerintah terhadap asset bangsa dan komponen bangsa Nusantara.

Jika empat Pilar itu telah terkooptasi atau diibelenggu oleh kekuasaan pemerintah maka HABISLAH kekuatan Umat Islam di Nusantara ini sebagai kekuatan komponen cadangan didalam Sishankamrata. Komponen Umat Islam dibelenggu maka negeri ini jangan harap akan memiliki pamor, Marwah dan Izzah dihadapan asing musuh-musuhnya.

Bila pemerintah sengaja mengkooptasi maka bisa dipastikan peradaban luhur Islam di nusantara akan semakin luntur dan punah. Jika peradaban Islam luntur maka pasti berimbas kepada Kerajaan Nusantara juga akan punah. 

Maka jangan merasa bangga Indonesia bisa menjadi negara maju dan mengakui sebagai bangsa yang besar dan berbudaya jika tanpa ada perananan peradaban Islam dinegeri ini. 

Jika peradaban Islam di negeri Nusantara punah maka otomatis akan PUNAH pula peradaban Kerajaan di seluruh Nusantara. Dan endingnya akan menyasar akan PUNAH pula peradaban kaum pribumi bangsa Nusantara, seperti nasib kaum Melayu yang terjadi di Singapura.

Maka tidak akan ada lagi yang patut dibanggakan bagi Indonesia sebagai bangsa yang disegani bagi pihak asing bila dua peradaban itu telah dilunturkan dan dipunahkan, kecuali nama Indonesia atau Nusantara bakal hilang dari peta dunia alias not found!

Komentar