Rabu, 24 April 2024 | 03:23
OPINI

Menjalani Hidup Setelah Usia 40 Tahun

Menjalani Hidup Setelah Usia 40 Tahun
Ilustrasi
Oleh: Sigit Jati Waluyo, Content Creator
 
ASKARA - “Life begins at forty”, ungkapan itu sudah sering kita dengar. Mengapa harus usia ke- 40 ? Banyak yang memperkirakan, bahwa pada usia ke- 40 tahun orang sudah mapan secara karir, dan finansial. Berkenaan dengan hal ini kedewasaan dapat dibagi ke dalam tiga fase: pertama, dewasa muda yaitu pada usia 20 – 40 tahun.
 
Pada usia ini orang cenderung disibukkan dengan ambisi mengejar karir, mencari uang sebanyak mungkin, dan pencapaian lainnya. Kedua, dewasa menengah yaitu pada usia 40 – 60 tahun. Pada fase ini banyak orang yang sudah mapan secara finansial, dan karir. Tetapi bila pada usia 40 tahun kesuksesan belum dicapai, maka ungkapan,”Life begins at forty” menjadi motivasi untuk meraihnya. Ketiga, dewasa lansia yaitu pada usia 60 tahun ke atas. Memasuki masa lansia, kondisi fisik dan kesehatan mungkin sudah kurang prima. Tetapi fakta membuktikan, bahwa banyak orang yang sukses di masa lansia, baik itu pengusaha, professional, seniman, ilmuwan/ akademisi, dan sebagainya. 
 
Persoalan mendasarnya, setelah sukses secara finansial, karir, dan pencapaian positif lainnya, apakah hidup ini sudah selesai ? Apa tugas dan kewajiban kita di dunia ini ? Bukankah manusia itu makhluk individu, sosial dan makhluk Tuhan ? Kalau sudah hidup mapan secara finansial, dan karir, so what ? Ada ungkapan ‘manusia adalah makhluk yang mencari makna’, artinya memberikan makna atas proses kehidupan yang dijalaninya. Banyak tulisan tentang apa yang mesti dilakukan saat memasuki usia 40 tahunan dari sisi kesehatan, tetapi sharing ini lebih menitikberatkan aspek kehidupan manusia secara filosofis. 
 
Menurut hemat kami, setidaknya terdapat 4 (empat) kiat untuk menjalai hidup setelah usia 40 tahun.
 
1. Kiat- 1: Mencintai Kebijaksanaan
 
Bahwa, setelah sukses secara karir dan finasial pada usia 40 tahunan, manusia perlu merubah orientasi hidunya, yaitu ke arah mencari dan mencintai kebijaksanaan. Sebab manusia mesti terus berproses ke arah hidup yang lebih baik. Dan, kehidupan yang dijalani manusia merupakan kesempatan untuk merealisasikan diri menjadi sosok yang semakin sempurna. Meski tidak menganggap hidupnya sempurna, tetapi manusia mengalami bahwa hidupnya selalu ditarik ke atas yaitu ke arah kesempurnaan, yaitu: kebijaksanaan, keutamaan, atau kebaikan. Dari sinilah kita perlu melihat esensi kehidupan manusia secara filsafati. 
 
Filsafat berasal dari akar kata philo dalam bahasa Yunani yang berarti mencintai dan sophia yang berarti kebaikan, keutamaan atau kebijaksanaan. Jadi philosophia berarti mencintai kebijaksanaan. Kebijaksanaan merupakan seni bagaimana manusia mengembangkan hidupnya agar bahagia paripurna. Salah satu bentuk konkret mencintai kebijaksanaan adalah menjalani hidup dengan cara: Melepaskan kemelekatan; Memberi atau kerelaan untuk berbagi serta; Menerima tanggung jawab merawat/ menjaga kehidupan.
 
2. Kiat- 2: Melepaskan kemelekatan
 
Menjalani kehidupan sebagai proses melepaskan berarti hidup dengan kesadaran bahwa kehidupan adalah proses pelepasan secara terus-menerus hingga akhirnya tiba pada suatu pelepasan yang radikal, yakni terlepasnya badan dan jiwa (kematian). Oleh karenanya sebelum sampai pada titik kematian, manusia perlu melepaskan kemelekatan secara sadar dengan suka rela. Contoh: Kemelekatan terhadap kekuasaan mesti dilepaskan. Sebab suatu organisasi perlu terus disegarakan dengan penggantian pemimpin baru agar terus berkinerja baik. Pendek kata, setiap orang perlu melepaskan diri dari segala bentuk kemelekatan terhadap: kenikmatan, kekuasaan, kekayaan dan lain-lain yang menghalanginya untuk lebih leluasa mencintai kebijaksanan
 
3. Kiat 3: Memberi atau kerelaan untuk berbagi
 
Menghidupi kehidupan dengan memberi berarti hidup dengan kesadaran untuk rela berbagi dengan orang yang lain. Contoh; Memberi cinta kasihnya kepada orang lain; Memberi perhatian; Memberi orang lain hak-hak mereka; Memberi maaf dan pengampunan; Memberi kegembiraan dan harapan; Memberi bantuan bagi yang kesulitan serta; Membei damai. Dan sebagainya dan sebagainya. Memberi atau kerelaan berbagi merupakan hakikat cinta.
 
4. Kiat- 4: Menerima tanggung jawab merawat/ menjaga kehidupan
 
Agar lebih mencintai kebijaksanaan, manusia menjalani kehidupan dengan menerima. Berarti, hidup dengan kesadaran untuk mau memikul tanggung jawab, bahwa setiap orang bertanggung jawab merawat/ menjaga: diri dan hidupnya; sesama manusia; makhluk hidup; kelestarian alam dan; kelangsungan hidup mereka di planet bumi ini.
 
Dari sharing ini dapat disimpulkan, bahwa 4 Kiat Menjalani Hidup setelah usia 40 tahun yaitu : Mencintai kebijaksanaan; Melepaskan kemelekatan dan; Menerima tanggung jawab merawat/ menjaga kehidupan di bumi ini.

Komentar