Rabu, 24 April 2024 | 07:39
NEWS

Disebut Terlibat dalam Bisnis PCR, Jubir Luhut: Cuma Punya Saham di Bawah 10 Persen, Tak Pernah Terima Deviden

Disebut Terlibat dalam Bisnis PCR, Jubir Luhut: Cuma Punya Saham di Bawah 10 Persen, Tak Pernah Terima Deviden
Luhut Binsar Panjaitan (Dok Riaunews.com)

ASKARA - Mantan Direktur YLBHI, Agustinus Edy Kristianto menyebut nama sejumlah menteri terlibat dalam bisnis tes polymerase chain reaction atau PCR. 

Salah satu nama yang mencuat disebut dalam dugaan bisnis tersebut adalah nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.   

Terkait hal itu, Juru Bicara Luhut, Jodi Mahardika membantahnya. Dia menjelaskan, perusahaan Toba Bumi Energi adalah anak perusahaan Toba Bara Sejahtera. 

Menurut Jodi, Luhut hanya memiliki saham di bawah 10 persen di Toba Bara Sejahtera dan Luhut bukanlah orang yang memiliki kontrol mayoritas di Toba Bara Sejahtera.

"Jadi, Pak Luhut tidak memiliki kontrol mayoritas di TBS, sehingga kita tidak bisa berkomentar terkait Toba Bumi Energi,” ungkap Jodi Mahardika melalui keterangan tertulis yang diterima, Senin (1/11).

Jodi juga menjelaskan terkait tudingan Agustinus Edy Kristianto yang mengatakan pembantu Jokowi terafiliasi PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), perusahaan penyedia jasa tes Covid-19. 

Kala itu, kata Jodi, Luhut diajak oleh teman-teman dari Grup Indika, Adaro, Northstar, yang memiliki inisiatif untuk membantu menyediakan tes Covid dengan kapasitas tes yang besar.

Pasalnya, kata Jodi, saat itu tes Covid-19 di awal pandemi masih menjadi kendala.

"Total kalau tidak salah ada 9 pemegang saham di situ. Yayasan dari Indika dan Adaro adalah pemegang saham mayoritas di GSI ini,” ujarnya.

Menurut Jodi, GSI adalah grup perusahaan besar yang bisnisnya sudah well established dan sangat kuat di bidang energi.

Penyediaan tes Covid-19 yang dilakukan GSI juga bukan bertujuan untuk mencari profit bagi para pemegang saham.

"Sesuai namanya GSI ini Genomik Solidaritas Indonesia, memang ini adalah kewirausahaan sosial. Malah diawal-awal GSI ini gedungnya diberikan secara gratis oleh salah satu pemegang sahamnya, agar bisa cepat beroperasi pada periode awal dan membantu untuk melakukan testing Covid-19,” ucapnya.

Sampai saat ini, lanjut Jodi, tidak ada pembagian keuntungan dalam bentuk dividen atau bentuk lain kepada pemegang saham.

"Saya lihat keuntungan mereka malah banyak digunakan untuk memberikan tes swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu dan petugas kesehatan di garda terdepan, kalau tidak salah lebih dari 60 ribu tes yang sudah dilakukan untuk kepentingan tersebut, termasuk juga membantu di wisma atlet,” terangnya.

Ditambahkan Jodi, partisipasi Luhut di GSI merupakan bagian dari usaha Luhut untuk membantu penanganan pandemi di masa awal masuknya virus tersebut ke Indonesia.

Sebelumnya diberitakan, Mantan Direktur Yayasan LBH Indonesia, Agustinus Edy Kristianto menyampaikan kritik pedas terhadap Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait bisnis tes polymerase chain reaction (PCR).

Kritik tersebut disampaikan Agustinus melalui statusnya di akun Facebook, dikutip pada Senin (1/11).

Agustinus mengatakan, kerap 'gebuki' Jokowi hampir setiap hari dalam status Facebook, setidaknya selama pandemi Covid-19, setahun terakhir.

Selain itu, dia juga sering 'menghajar' para menteri di Kabinet Indonesia Bersatu. 

Dalam statusnya, Agustinus menyinggung seorang menteri yang disebutnya terafiliasi (ada kaitannya) dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia. 

Menurut Agustinus, unit usaha PT itu adalah GSI Lab yang menjual segala jenis tes Covid-19: PCR Swab Sameday (Rp275 ribu), Swab Antigen (Rp95 ribu), PCR Kumur (Rp495 ribu), S-RBD Quantitative Antibody (Rp249 ribu).

Komentar