Minggu, 28 April 2024 | 12:31
NEWS

Mahfud MD: Saya Tak Bermaksud Membela LBP dan Erick, Hanya Menjelaskan

Mahfud MD: Saya Tak Bermaksud Membela LBP dan Erick, Hanya Menjelaskan
Mahfud MD (Indopos.co.id)

ASKARA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mempersilakan jika ada pihak yang mau mengaudit dugaan keterlibatan Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan serta Menteri BUMN Erick Thohir dalam bisnis tes polymerase chain reaction atau PCR.

Selain itu, Mahfud juga mempersilakan masyarakat mengkritik dugaan tersebut. Namun, Mahfud meyakini kebenaran akan terungkap di masa mendatang.

"Silakan terus diteliti, dihitung, dan diaudit. Masyarakat juga punya hak untuk mengkritisi. Nanti akan terlihat kebenarannya," kata Mahfud dalam keterangan tertulis, Minggu (14/11).

Dikatakan Mahfud, Luhut dan Erick memang terlibat dalam mendirikan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI). Perusahaan itu didirikan untuk membantu penanganan pandemi Covid-19, khususnya dalam bidang tes Covid-19.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengingatkan betapa sulitnya memperoleh alat kesehatan, obat, dan tes Covid-19 di awal pandemi. 

Menurutnya, PT GSI sengaja dibentuk untuk memfasilitasi tes Covid-19 tanpa mencari untung.

"Saya tak bermaksud membela LBP dan Erick, saya hanya menjelaskan konteks kebutuhan ketika dulu kita diteror dan dihoror oleh Covid-19, dan ada kebutuhan gerakan masif untuk mencari alat tes dan obat," jelas Mahfud.

Sebelumnya, nama Erick dan Luhut masuk dalam daftar pejabat yang terlibat bisnis tes PCR. Dua menteri itu diduga ikut berbisnis PCR lewat PT Genomik Solidaritas Indonesia.

Luhut kemudian mengklarifikasi tudingan keterlibatannya dalam bisnis tes PCR tersebut dalam akun Instagramnya dengan menegaskan, dirinya tak pernah mengambil untung pada bisnis itu.

"Saya ingin menegaskan beberapa hal lewat tulisan ini. Pertama, saya tidak pernah sedikit pun mengambil keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia," tulis Luhut, Kamis (4/11).

Menurut Luhut, di awal pandemi Covid-19 Indonesia masih terkendala soal penyediaan tes Covid-19 bagi masyarakat. Dikatakan, PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) sama sekali tak bertujuan untuk mencari keuntungan bagi para pemegang saham.

"Sesuai namanya, Genomik Solidaritas Indonesia memang ini adalah kewirausahaan sosial, sehingga tidak sepenuhnya bisa diberikan secara gratis," kata Luhut.

Sementara, Erich Thohir melalui Staf Khususnya, Arya Sinulingga menyebit, isu yang menyebut Erick ikut berbisnis tes PCR terbilang tendensius. 

Pasalnya, PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), perusahaan yang dikaitkan dengan Erick hanya melakukan tes PCR sebanyak 700 ribu kali.

Sementara, total tes PCR yang sudah dilakukan di Indonesia mencapai 28,4 juta. Dengan demikian, total tes PCR yang dilakukan oleh GSI hanya sekitar 2,5 persen dari total tes PCR di Indonesia.

"Jadi kalau dikatakan bermain, kan lucu ya, 2,5 persen gitu. Kalau mencapai 30 persen, 50 persen itu oke lah bisa dikatakan bahwa GSI ini ada bermain-main. Tapi hanya 2,5 persen," ungkap Arya Sinulingga, Selasa (2/11).

Arya Sinulingga menjelaskan, salah satu pemegang saham GSI adalah Yayasan Adaro Bangun Negeri dengan jumlah saham sebesar 6 persen.

"Jadi bayangkan, GSI itu hanya 2,5 persen, melakukan tes PCR di Indonesia, setelah itu Yayasan Adaro hanya 6 persen. Jadi bisa dikatakan Yayasan Adaro ini sangat minim berperan di tes PCR," jelas Arya.

Komentar