Satu Pagi di Pantai Kenjeran
Oleh: Elva Tazar *)
Ahad pagi, aku menyelusuri Pantai Kenjeran. Melihat para pedagang ikan, udang, kerang yang semuanya masih segar karena langsung dari nelayan di pinggiran pantai. Aku beli sekilo kerang, udang dan cumi.
Sudah lama aku tidak jalan-jalan di pantai ini. Semenjak pandemi tak pernah lagi Aku menikmati udara segar, angin laut yang membuat paru paru merasa bahagia. Ya, sebelum pandemi hampir setiap Ahad Aku mengunjungi pantai ini, menikmati pemandangan laut yang membiru.
Melihat Perahu nelayan yang berlayar, ada rasa kagum pada keberanian nelayan yang mengarungi samudra untuk menangkap ikan dengan perahu sederhana, maka gulai ikan yang tersedia di meja makan kita itu adalah berkat perjuangan para nelayan.
Semua itu membuat aku begitu jatuh cinta pada laut. Apalagi kalau bisa menyelam akan terlihat betapa indahnya pemandangan di dasar laut, berjuta ikan, karang dan hewan laut lainnya. Allahu Akbar sungguh Allah maha besar. Disisi lain memandang
Samudera yang membiru, gemuruh ombak bagaikan semangat untuk terus berjuang dalam ujian kehidupan. Semangat seakan bangkit bila melihat ombak yang tak berhenti menghempas pantai. Aku cinta laut karena nenek moyangku seorang pelaut (loh, itu kan judul lagu ya).
Aku terus berjalan menyelusuri bibir pantai. Seraya hati tak henti berzikir, Subhanallah sungguh tak ada ciptaan Allah yang sia sia, semuanya seimbang, bumi, laut dan gunung sebagai penguat bumi ini. Allahu Akbar. Berkali kali Aku takbir, bersyukur di saat wabah ini, Aku masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk melihat indahnya ciptaan Allah.
Tiba tiba Aku lihat Anjing Pudel yang berbulu kriting. Lagi lagi Aku terpesona dengan ciptaan Allah. Aku hampiri Anjing kecil berbulu coklat itu. Duduk manis di sadel motor bersama majikannya untuk berjemur. "Ya Allah, lucuunya Cie," kataku sambil mengelus Anjing itu.
Tacie tersenyum, " Mba, orang muslim tidak boleh pegang Anjing kan?" tanya Tacie itu dengan ramah. "Bukan megang Cie, yang haram itu kalau dijilat, cie najis," jawabku sambil mengelus kepala Anjing itu. Masha Allah Anjing itu jinak dan pintar, saat Aku ajak selfi, majikannya mengatakan, " Kiss " dengan cepat ia mencium pipiku yang memakai masker. Sepertinya dia paham akan diajak foto.
Begitulah hewan saja mengerti dan nurut kalau didik. Maka Aku ingat firman Allah: "Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 179)
Seekor Anjing Pudel, bisa dididik dan mengerti akan perintah tuannya. Lebih baik daripada pada manusia yang dikasih hati, akal namun tidak taat pada Allah yang menguasai hidup dan matinya. Maka pagi ini Aku mentadaburi Ayat Allah, hewan bisa lebih mulia daripada manusia, jika manusia itu tak punya hati, membuat kerusakan dimuka bumi dan berani terang terangan menentang ayat ayat Allah. Astagfirullah.
Si Pudel yang lucu makin manja, terus Aku elus kepalanya. Anjing itu seakan mengerti mana orang baik mana orang yang harus dicurigai. Sungguh cerdas hewan satu ini, walaupun sebagai muslim haram memelihara Anjing di rumah kecuali diluar rumah dan untuk berburu. Namun bukan berarti kita harus membenci makhluk Allah ini.
Rasulullah bersabda, “Telah diampuni seorang wanita pezina yang lewat di depan anjing yang menjulurkan lidahnya kehausan, kemudian wanita itu mengambil air dari dalam sumur. Lalu memberi minum Anjing yang kehausan itu, Maka Allah menerima tobat wanita itu karena memberi minum seekor Anjing yang kehausan. (HR Bukhari).
Sungguh, jangan pernah melihat sepele sekecil apa pun kebaikan yang kita lakukan, bisa jadi tak berarti dimata kita namun besar pahalanya di sisi Allah. Ketulusan wanita Pezina hanya memberikan air minum seekor Anjing membuat Allah menerima tobatnya. Maka sayangi semua makhluk di bumi maka yang di langit pun akan menyangi kita.
Pagi ini di pantai Kenjeran Aku menemui banyak ayat ayat Allah yang bisa menjadi pembelajaran. Tak ada satu pun ciptaan Allah yang sia sia, termasuk virus Covid yang membuat kehidupan manusia jadi berubah. Banyak hikmah dari covid ini jika kita gunakan hati dan akal kita. Manusia diciptakan sebagai makhluk mulia yang dianugerahi hati dan akal namun manusia akan lebih hina dari hewan jika ia menjadi pembakang yang nyata.
Aku terus berjalan di bibir pantai, sambil berzikir dan berpikir, sungguh Aku sangat bersyukur terpilih menjadi hamba Allah yang menyembah Allah Tuhan yang satu, tak ada sekutu bagiNya. Harus terus istiqomah menjaga iman ini dan menyebarkan kebaikan sampai ajal menjemput wafat dengan akhir yang indah.
Bagaikan karang ditengah samudera yang tetap kokoh walaupun tak henti dihempas ombak. Begitu juga hidup tak pernah berhenti diuji, hanya hamba Allah yang tetap kokoh pada imannya dan berpegang teguh di jalan yang Allah ridhoi. Tak pernah berhenti mencintai Allah Walaupun harus menghadapi ujian yang sangat berat.
Tentu tidak mudah untuk sabar dan ikhlas menerima ujian karena hadiahnya sangat indah yaitu Surga kalau mudah dan ringan hadiahnya sebuah payung cantik. Yaa Allah, jadikan Kami hambaMu yang selalu belajar dari ayat ayatMu baik yang tersurat maupun yang tersirat.
*) Penulis Novel Amak , Ig@elvatazar , Youtube ElvaTazar
Komentar