Selasa, 30 April 2024 | 10:47
NEWS

Satgas Covid-19 Temukan Klaster Baru Penularan, Ini Penyebabnya

Satgas Covid-19 Temukan Klaster Baru Penularan, Ini Penyebabnya
Wiku Adisasmito (Dok Satgas Covid-19)

ASKARA - Satgas Penanganan Covid-19 menerima laporan terbentuknya klaster baru penularan di masyarakat. Klaster baru ini akibat dari adanya pelaku perjalanan mudik, ibadah tarawih, maupun kegiatan halal bihalal. 

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito meminta temuan klaster baru ini diikuti dengan penyelidikan epidemiologi di seluruh daerah. Pos komando desa/kelurahan memegang peranan penting dalam mengoptimalisasinya.

"Saya ingin kembali mengingatkan kepada seluruh daerah melakukan penyelidikan epidemiologi yang lebih optimal," katanya dalam keterangan pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Jakarta, Sabtu (29/5).

Penyelidikan epidemiologi merupakan kumpulan upaya mengetahui gambaran gejala serta penyakit penyerta dan aspek kependudukan dari kasus positif Covid-19. Seperti sebaran tempat atau sumber penularan, jenis kelamin, maupun usia. 

Tujuannya mencegah perluasan penularan dengan manajemen lanjutan yang tepat berdasarkan hasil pelacakan kontak. Untuk penyelidikan epidemiologi yang optimal, ada beberapa hal, khususnya pelacakan kontak. Posko memiliki peranan penting melakukan optimalisasi. 

Pertama, identifikasi kasus positif. Dapat diketahui dari data kesehatan puskesmas setempat ataupun dari ketua RT/RW di lingkungan. Tahapan ini, diperlukan keterbukaan dari masyarakat saat wawancara mendalam terkait riwayat aktivitasnya. 

Masyarakat juga diminta tidak menganggap Covid-19 adalah aib, namun masalah yang harus diselesaikan bersama agar tidak bertambah korban jiwa.  

Kedua, pelacakan kontak. Hal ini dilakukan setelah kasus positif ditemukan. Unsur posko setempat mengidentifikasi kontak melalui wawancara mendalam dengan warga yang terpapar. 

Hal itu untuk mengetahui riwayat kontak fisiknya, baik bersentuhan atau berdekatan dengan orang positif atau pernah merawatnya. Selanjutnya, Tim tracing dapat menilai kontak erat dan setiap orang.

Ketiga, melakukan tindak lanjut dan manajemen kasus. Dengan mewajibkan seluruh kontak erat melakukan karantina di fasilitas karantina yang disediakan oleh posko desa/kelurahan. 

Pada hari ke-14 akan dilakukan manajemen kasus sesuai kondisi setiap kontak erat. Bagi yang tanpa gejala, maka dapat melanjutkan aktivitas. 

Jika gejala ringan, maka dilakukan testing dan isolasi di fasilitas kesehatan terdekat. Untuk gejala sedang dan berat harus testing dan dirujuk untuk isolasi dan dirawat intensif. 

Komentar