Sabtu, 20 April 2024 | 14:44
NEWS

Jakarta Banjir Besar, Anies Takabur dan Sombong

Jakarta Banjir Besar, Anies Takabur dan Sombong
Ferdinand Hutahaean. (Dok. Jpnn)

ASKARA - Mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean melontarkan kritik terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang beberapa waktu lalu mengklaim bahwa kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur telah bebas dari banjir. 

Namun pada hari ini, Sabtu (20/2), banjir merendam sejumlah wilayah di Jakarta termasuk juga Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar. Tim gabungan menyusuri lokasi banjir menggunakan perahu karet di RW 04 Cipinang Melayu. Petugas SAR gabungan bahkan mengevakuasi 300 kepala keluarga di RW 04 Cipinang Melayu. 

"Inilah yang saya sebut takabur. Mendahului yang tidak patut didahului yaitu alam yang belum usai dari musim hujan," kata Ferdinand.

Dia menyebutkan, semestinya kalau Anies mau membangun pencitraan harus menunggu Jakarta tidak banjir lagi atau masuk musim kemarau. Apalagi Cipinang Melayu sejak dulu sudah banjir dan akan terus banjir jika tidak ditangani secara benar. 

"Makanya jangan sombong, jangan takabur, jangan pentingkan pencitraan tetapi pentingkanlah kerja. Kondisi begini kan Anies bisa disebut membohongi dan menebar kebohongan," jelas Ferdinand. 

Pria yang pernah memimpin Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) ini kemudian menyinggung kalimat Anies yang menyebut Cipinang Melayu setelah banjir bertahun-tahun pada musim hujan kali ini tidak banjir. Padahal, sekarang ini Cipinang Melayu kembali banjir dan bahkan infonya sudah delapan kali kebanjiran.

"Ini kan kebohongan karena musim hujan belum usai dan ternyata banjir. Masak gubernur menebar kebohongan? Seharusnya kondisi seperti ini berbohong untuk pencitraan mestinya mundur letakkan jabatan sebagai lelaki terhormat. Malu dong jadi pemimpin tak jujur," tutur Ferdinand. 

Karenanya, mantan caleg DPR RI itu menyarankan jika Anies tidak mau meletakkan jabatannya maka sebelum jabatan itu berakhir tahun depan, perencanaan APBD 2021 sebaiknya dialihkan untuk penanggulangan banjir. Ferdinand mendorong APBD DKI Jakarta dialokasikan untuk pengerukan kali, normalisasi sungai, perbesar dan perluas penampang saluran air di lingkungan permukiman, tambah pompa air pembuangan dari perumahan warga ke kali dan diteruskan ke laut, serta pembangunan dua juta sumur resapan di seluruh Jakarta. 

"Kemudian koordinasi dengan Jawa barat untuk pengendalian di hulu agar air dari Jawa Barat tidak melimpah semua ke Jakarta. Ini harus dilakukan," Ferdinand menyarankan.

Ferdinand optimis pekerjaan itu bisa diselesaikan dalam waktu tiga tahun dan nanti bisa dilanjutkan oleh pengganti Anies supaya banjir Jakarta bisa diatasi. 

"Setidaknya 70-80 persen banjir Jakarta bisa diatasi bila itu dilakukan. Bukan malah bangun stadion yang tak perlu di tengah pandemi ini," pungkas pria asal Sumatera Utara itu. (jpnn)

Komentar