Kamis, 18 April 2024 | 11:56
NEWS

Alasan Soekarno Lebih Pilih Ahmad Yani Ketimbang Soeharto Jadi KSAD

Alasan Soekarno Lebih Pilih Ahmad Yani Ketimbang Soeharto Jadi KSAD
Prof Salim Said. (Swarakyat/Net)

ASKARA - Pengamat militer dan politik Profesor Salim Said mengemukakan alasan Presiden Soekarno lebih memilih Ahmad Yani ketimbang Soeharto menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). 

Padahal Soeharto lebih senior, baik dari segi usia maupun kepangkatan. Kala itu dia sudah menjabat Pangdam Diponegoro pada periode 1957-1959.

"Soeharto itu lebih senior dari Yani. Jadi ketika di Jawa Tengah, Pak Harto itu panglima di Jawa Tengah Kodam Diponegoro, salah satu bawahannya namanya Ahmad Yani," kata Prof Salim Said dalam channel Youtube Jaya Suprana Show.   

Namun, pada 23 Juni 1962, Ahmad Yani dilantik oleh Presiden Soekarno sebagai KSAD menggantikan Abdul Haris Nasution. 

"Jadi ketika kelak Yani dipilih Soekarno pengganti Nasution tahun 1962, Soeharto tidak begitu senang," ucap Prof Salim Said. 

Bahkan, dalam buku yang pernah ditulisnya menyebutkan bahwa Soeharto sempat menghadap kepada Jenderal Gatot Soebroto ketika mengetahui pelantikan Ahmad Yani. 

"Di buku saya tulis, beliau (Soeharto) pernah mengadu kepada Jenderal Gatot Soebroto yang lebih senior dari mereka semua. Cuma Gatot tidak lebih senior dari Nasution. Yani dan Soeharto juniornya Gatot," jelas Prof Salim Said. 

Pria kelahiran Parepare 10 November 1943 itu membeberkan alasan Presiden Soekarno lebih memilih Ahmad Yani ketimbang Soeharto untuk mengisi jabatan KSAD. Hal itu bermula ketika peristiwa 3 Juli 1946. Sehari sebelumnya Soeharto mendapat surat perintah untuk menangkap Mayor Jenderal Sudarsono karena ingin melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno.

"Zaman Jogja ada peristiwa 3 Juli, itu usaha semacam disebut kudeta yang dipimpin oleh mayor jenderal atau Mayor Sudarsono. Dia panglima di Jogja, ketika dia ke Istana mau menyampaikan petisi kepada Soekarno, sSudarsono itu ditangkap di Istana," tutur Prof Salim Said. 

"Sebelumnya, berita akan adanya kedatangan ke Istana itu sudah diketahui oleh Soekarno dan memerintahkan Soeharto menangkap Sudarsono," tambahnya.

Soeharto merasa heran dengan perintah itu lantaran Sudarsono merupakan atasannya. Alhasil dia pun memutuskan mengembalikan surat perintahnya dan tidak melaksanakan perintah tersebut.

"Soeharto anak buahnya Sudarsono dengan alasan dia tidak bisa menangkap atasannya. Bung karno marah dikasih perintah tidak dikerjakan. Kira-kira begitu," beber Prof Salim Said. 

Akibat penolakan itu, Soekarno memiliki cap khusus pada Soeharto yang keras kepala dan enggan menjalankan perintah presiden sehingga disebut sebagai ofsir koppig atau perwira keras kepala. 

"Jadi Soekarno punya catatan mengenai Soeharto yang disebutnya koppig (Bahasa Belanda) atau keras kepala," kata Prof Salim Said.

"Jadi sudah ada catatan Soekarno mengenai Soeharto di zaman revolusi di Jogja. Jadi ketika Soekarno mau mengganti Nasution yang dia pilih Yani," tutupnya.

Komentar