Selasa, 15 Juli 2025 | 02:14
NEWS

Mahfud MD Geram Anak Kecil Ancam Cabut Gigi Try Sutrisno: Simbol Degradasi Etika Politik

Mahfud MD Geram Anak Kecil Ancam Cabut Gigi Try Sutrisno: Simbol Degradasi Etika Politik
Mahfud MD

ASKARA - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyampaikan kemarahannya setelah melihat video viral seorang anak kecil yang menyebut akan mencabut gigi Wakil Presiden ke-6 RI, Jenderal (Purn) Try Sutrisno. Mahfud menilai aksi tersebut sebagai bentuk pelecehan terhadap tokoh bangsa dan cerminan degradasi etika dalam kehidupan politik Indonesia. Diduga, anak tersebut adalah bagian dari kelompok pendukung Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden dalam Pilpres 2024.

Pernyataan tegas Mahfud MD disampaikan melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @mohmahfudmd, pada Selasa, 29 April 2025. Dalam unggahan tersebut, Mahfud tidak hanya menyoroti tindakan anak itu, tetapi juga menyampaikan keprihatinannya atas keterlibatan anak-anak dalam konflik dan propaganda politik yang tidak mendidik.

“Ini sangat memalukan. Anak sekecil itu sudah dijejali kebencian dan diarahkan untuk menghina tokoh bangsa. Ini bukan hanya soal anak itu, tapi tentang bagaimana kita sebagai bangsa memperlakukan warisan moral dan etika politik,” tulis Mahfud dalam unggahannya.

Video yang dimaksud memperlihatkan seorang anak laki-laki mengatakan akan mencabut gigi Try Sutrisno, yang belakangan ini menjadi sorotan setelah menyuarakan keprihatinan terhadap arah demokrasi Indonesia pasca-pemilu. Pernyataan sang anak sontak menuai kecaman dari berbagai pihak yang menilai bahwa anak di bawah umur tidak seharusnya dilibatkan dalam praktik kampanye atau ujaran yang bersifat ofensif.

Mahfud MD menyebut tindakan tersebut sebagai simbol dari rusaknya nilai-nilai kesantunan dalam berdemokrasi. Ia juga menegaskan bahwa figur seperti Try Sutrisno, yang berjasa dalam sejarah kemiliteran dan pemerintahan Indonesia, seharusnya dihormati, terlepas dari perbedaan pandangan politik.

Mahfud meminta semua pihak, terutama para pendukung kandidat dalam kontestasi politik, untuk menjaga etika dan tidak menyeret anak-anak dalam pusaran konflik politik yang penuh intrik. Ia juga mendesak aparat penegak hukum dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk menelusuri siapa yang bertanggung jawab atas tindakan anak tersebut dan menindaklanjuti kasus ini secara profesional.

“Jika anak-anak mulai dijadikan alat untuk menghina, maka yang harus dipertanyakan adalah siapa orang dewasa di baliknya,” tegas Mahfud.

Mahfud juga menyindir secara halus pihak-pihak yang dinilainya telah menormalisasi tindakan semacam ini demi kepentingan elektoral jangka pendek. Ia menutup pernyataannya dengan ajakan reflektif kepada seluruh elemen bangsa untuk kembali pada nilai-nilai keadaban, penghormatan kepada tokoh bangsa, dan pendidikan politik yang sehat bagi generasi muda. (Dwi Taufan Hidayat)

Komentar