Minggu, 28 April 2024 | 13:53
NEWS

Mulyanto Nilai Ide Prabowo Potong Subsidi Gas dan BBM Berbahaya

Mulyanto Nilai Ide Prabowo Potong Subsidi Gas dan BBM Berbahaya
Politisi PKS Mulyanto

ASKARA – Politisi PKS Mulyanto mengkritik janji kampanye Capres Prabowo Subianto untuk memotong dana subsidi BBM dan gas LPG 3 kilogram.

Rencana itu, jelas Mulyanto, dilakukan untuk menjaga stabilitas APBN yang sebagian besar dana tersedot untuk bayar utang dan bunga utang.

Menurut Mulyanto gagasan ini berbahaya karena dapat berpengaruh pada daya beli masyarakat kecil pada barang kebutuhan hidup sehari-hari.

"Dengan harga yang disubsidi sekarang saja banyak masyarakat yang merasa berat, apalagi nanti bila ide pemotongan anggaran subsidi benar-benar dilaksanakan," kata Mulyanto kepada para wartawan, Sabtu (13/1).

"Jangan rakyat kecil yang dikorbankan untuk sekedar efisiensi APBN. Karena masih banyak alternatif lain yang dapat diambil sebelum memutuskan memotong anggaran subsidi bagi rakyat," lanjut Anggota Komisi VII DPR RI ini.

Mulyanto menegaskan dalam kondisi seperti sekarang pemerintah justru harusnya menata ulang mekanisme dan distribusi gas melon 3 kilogram dan BBM bersubsidi secara tepat sasaran melalui pendataan, digitalisasi dan pengawasan.

Dengan cara itu, tegas Mulyanto, maka subsidi bagi rakyat akan lebih tepat sasaran.

"Penyimpangan BBM bersubsidi ke perkebunan besar dan industri jangan dibiarkan, apalagi ditengarai banyak dibeking aparat," ujar Anggota Baleg DPR RI ini.

Selain itu, imbau Mulyanto, pemerintah harus mengupayakan substitusi LPG 3 kilogram bersubsidi melalui program jargas rumah tangga; kompor listrik; termasuk DME (dimethyl eter).

Legislator asal Dapil Banten 3 ini meyakini, bila kebijakan ini ditingkatkan dan dipercepat maka anggaran subsidi energi bisa turun.

"Yang ada sekarang malah anggarannya dipotong. Ini kan aneh, target 4 juta sambungan RT malah diturunkan hanya jadi 2 juta SR dan anggaran APBN untuk merealisasikannya dipotong terus. Ini soal konsistensi dalam menjalankan program prioritas," tandas Mulyanto.

Komentar