Selasa, 21 Mei 2024 | 07:25
NEWS

Prof Rokhmin Dahuri: Kebun Raya Mangrove Surabaya Sebuah Terobosan Ekonomi Dan Ekologi

Prof Rokhmin Dahuri: Kebun Raya Mangrove Surabaya Sebuah Terobosan Ekonomi Dan Ekologi
Peresmian Kebun Raya Mangrove Surabaya di kawasan Gunung Anyar, Jawa Timur

ASKARA - Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS menyampaikan, bahwa keberadaan Kebun Raya Mangrove Surabaya merupakan sebuah terobosan baik dari segi ekonomi maupun dari segi ekologi.

Hal itu dikatakan Prof. Rokhmin Dahuri usai acara peresmian Kebun Raya Mangrove Surabaya, di kawasan Gunung Anyar, Jawa Timur, Rabu (26/7).

“Kenapa demikian? Pertama dari segi ekologi kita tahu bahwa mangrove berfungsi sebagai tempat asuhan (nursery grounds), tempat mencari makan (feeding grounds), dan daerah pemijahan,” ujar ketua umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu.

“Alhamdulillah dari segi ekologi itu bisa menahan gelombang, kemudian tsunami dan seterusnya. Dan yang lebih penting lagi mangrove itu ternyata merupakan zero karbon yang jauh lebih efektif dari hutan di darat,” sambungnya.

Sedangkan, menurut Prof. Rokhmin Dahuri, manfaat ekonomi banyak sekali baik. Antara lain, selain kayu nya kemudian non sumber produk seperti madu dll. “Tidak kalah pentingnya mangrove adalah sumber untuk berkelanjutan pembangunan dan kehidupan umat manusia,” terang Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2001-2004 itu.

Maka, jelas Prof. Rokhmin Dahuri, agar kebun raya ini tidak mengubah atau mempengaruhi fungsi utama dari mangrove antara lain: Pertama, keaneka hayati nya harus dipertahankan. “Bahkan dewan pengarah BRIN dan ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia sudah akan menambah jenis-jenis mangrove dan biota lainnya yang ada di kebun raya ini,” ungkapnya.

Kedua, lanjutnya, fungsi ekosistem dari jenis hidrologis maupuan fungsi ekologi yang lain. Menurutnya, kalau ingin dikembangkan lebih bagus lagi di daerah lain, buktikan Kebun Raya Mangrove Surabaya ini benar-benar mengeluarkan manfaat ekonomi dan ekologi yang optimal.

“Kuncinya adalah pada pemeliharaan, dan kesadaran masyarakat yang menjadi pengunjung Kebun Raya Mangrove ini,” pungkas Duta Besar Kehormatan Kepulauan Jeju dan Kota Metropolitan Busan, Korea Selatan itu.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri mengatakan upaya mendirikan kebun raya di sejumlah daerah di Indonesia tak mudah. Sebab, setiap kebun raya harus memiliki kriteria dan standar yang harus dipenuhi.

“Masalah kebun raya yang saya pimpin, ketika saya menjadi Wapres, saya ini senang main di Kebun Raya. Kebun raya dulu hanya lima, yaitu Kebun Raya Bogor, Cibodas, Bedugul, Purwodadi, Cibinong,” kata Megawati  dalam sambutannya ketika meresmikan Kebun Raya Mangrove Surabaya, di kawasan Gunung Anyar, Jawa Timur, Rabu.

Megawati lalu menerima keluhan dari pengelola kebun raya yang menyatakan operasional pemeliharaannya sangat tinggi. Megawati kemudian melakukan kunjungan lapangan dan menyampaikan bagaimana apabila kebun raya diarahkan menjadi tempat pariwisata. Sehingga ada pemasukan secara anggaran untuk dimanfaatkan kembali untuk pemeliharaan.

“Pendek cerita, lalu saya bikinlah Yayasan Kebun Raya Indonesia ini. Sampai hari ini masih. Alhamdulillah, seperti tadi dikatakan oleh Ketua (BRIN) Pak Laksana Tri Handoko itu, dari lima itu sekarang sudah insyaallah menjadi 45,” jelas dia.

Presiden Kelima RI itu menyampaikan bahwa membuat kebun raya itu sangat sulit. “Tidak boleh sembarangan, ada kriteriannya, ada standarisasinya. Dan dulu itu di bawah LIPI dan sekarang LIPI pun sudah masuk di masuk ke dalam BRIN,” kata dia.

Megawati juga menceritakan pentingnya negara menjaga keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Di sisi lain, Indonesia juga penting menjaga kelestarian plasma nutfah.

“Plasma nutfah itu sangat, sangat, sangat, sangat luar biasa. Ini untuk mendidik anak-anak generasi akan datang,” tegas Megawati.

Megawati menyadari pengelolaan kebun raya itu tidak mengutamakan pemerolehan keuntungan materi. Karena itu, Megawati menyatakan apabila ada pihak yang merasa kekurangan materi dalam mengelola atau membuat kebun raya, dirinya selalu tergerak membantu.

“Kami minta kepada teman-teman untuk bisa memberikan gotong royong. Untuk ini mangrove, kami sudah bisa mengumpulkan, itu Pak Wali Kota itu sekitar Rp 2 miliar. Tetapi kami ingin untuk kalau bisa itu untuk bisa menambah koleksi spesies-spesies yang baru dan spesies mangrove itu hampir kalau yang saya dengar itu 100-an, jadi, ini baru separuhnya,” jelas Megawati.

Hadir dalam acara itu antara lain Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Gubernur jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Hadir juga dalam acara ini Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), yaitu Rokhmin Dahuri dan Made Urip. Tampak juga di lokasi anggota DPR RI Fraksi PDIP Puti Guntur Soekarno, pengurus DPD PDIP Jatim Budi ‘Kanang’ Sulistyono hingga putri Ketua DPR RI Puan Maharani, Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari.

Komentar