Jadi Tersangka, Massa Aksi Bela Gubernur Papua Lukas Enembe Berakhir Damai
ASKARA - Kelompok massa di Kota Jayapura, Papua hari ini, Selasa (20/9/2022) berunjukrasa menolak penetapan tersangka Gubernur Lukas Enembe oleh KPK. Meski ada demo simpatisan Lukas Enembe tersebut, polisi meminta warga di Jayapura untuk tidak khawatir.
Aksi demonstrasi mendukung Gubernur Papua Lukas Enembe yang digelar oleh Koalisi Rakyat Papua (KRP) di Jayapura hari ini, membuat warga Jayapura resah. Warga khawatir terjadi keributan seperti pada 2019. Sejumlah toko dan sekolah tutup.
Demo yang bertajuk 'Save Lukas Enembe' tersebut buntut dari penetapan tersangka Lukas oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan korupsi dan gratifikasi.
Adanya aksi besar-besaran membela Lukas Enembe sebelumnya disampaikan oleh Menkopolhukam Mahfud MD saat konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Senin (19/9).
Terpantau di lapangan, ratusan massa yang berdemo terpantau berkumpul melakukan orasi sambil meneriaki tolak KPK di Kawasan Expo Waena, Kota Jayapura pagi tadi.
Massa mulai berkumpul sekira pukul 08.49 WIT di depan Taman Budaya Expo Waena. Bahkan, aksi demo bela Gubernur Papua Lukas Enembe juga digelar di lingkaran Abe, Kota Jayapura dan beberapa titik di Kota Jayapura.
Massa aksi bela Lukas Enembe berkumpul di jalan Taman Imbi dijaga ketat aparat keamanan, Selasa (20/9)
Dalam demo tersebut, salah satu orator aksi menyampaikan penolakan masyarakat Papua terhadap penetapan tersangka pada gubernurnya, Lukas Enembe oleh KPK.
Mereka menilai adanya penetapan tersangka tersebut sebagai bentuk kriminalisasi tokoh Papua.
"Gubernur Papua Lukas Enembe adalah sosok yang berjasa bagi Tanah Papua dan Indonesia," sebut orator sambil berteriak hidup Lukas Enembe dan tolak KPK.
Merespons adanya aksi demo, puluhan personel Polri pun dikerahkan dengan berpakaian lengkap. Bahkan mengenakan rompi anti peluru, helm, tameng, hingga senjata.
Para personel telah bersiaga sejak pukul 07.00 WIT di Lingkaran Abepura yang diagendakan sebagai lokasi aksi demo.
Selain personel Polri berpakaian dan bersenjatakan lengkap, deretan kendaraan seperti mobil rantis, truk water canon, hingga truk Brimob ikut disiagakan.
"Masyarakat tidak perlu khawatir karena aparat keamanan sudah mengantisipasi dan berjaga di setiap titik-titik berkumpulnya massa," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Polisi Ahmad Musthofa Kamal kepada wartawan, Selasa (20/9).
Kombes Kamal mengakui, massa yang datang memang berasal dari beberapa titik, seperti Jayapura, Expo Waena, Abepura, Angkasa dan daerah Yapis. Massa sempat ingin melakukan long march ke Taman Imbi Kota Jayapura, namun disekat oleh aparat kepolisian.
"Massa ini datang dari Kabupaten Jayapura, dan beberapa daerah di Kota Jayapura, namun di beberapa titik disekat oleh anggota agar tidak terjadi penumpukan, hanya perwakilan dari massa yang di izinkan menuju ke Taman Imbi untuk menyampaikan aspirasi mereka dengan dikawal kepolisian," jelas Kamal.
Kamal menegaskan bahwa aparat keamanan sejak pagi tadi ke beberapa titik kumpul massa guna mengantisipasi pergerakan massa secara bergerombol.
"Massa yang melakukan aksi demo juga tidak diizinkan melakukan long march, karena sebelumnya pihak Polresta Jayapura Kota juga sudah memberikan imbauan kepada penanggungjawab demo," katanya.
Kamal kemudian menyimpulkan bahwa demo massa simpatisan Gubernur Lukas Enembe yang mengatasnamakan KRP berlangsung damai di Taman Imbi, Kota Jayapura.
Polisi sempat melakukan razia saat massa simpatisan Gubernur Papua Lukas Enembe
2.000 Personel TNI dan Polri Diterjunkan
Kapolresta Jayapura Kombes Vicktor Mackbon sebelumnya menjelaskan ada 2.000 personel gabungan TNI dan Polri yang diterjunkan mengawal jalannya unjuk rasa.
"Sebanyak 2.000 personel gabungan TNI-Polri," ucap Victor, dalam keterangannya, Selasa (20/9/2022).
Victor mengatakan, massa aksi akan menjadikan Taman Imbi sebagai lokasi utama unjuk rasa. Namun personel pengamanan ini akan melakukan penyekatan massa aksi.
"Disiapkan untuk melakukan pengamanan dengan menyekat di beberapa titik kumpul. Tujuan aksi adalah Taman Imbi, tetapi lokasi tersebut terbatas untuk menjadi titik kumpul massa sehingga kami meminta untuk membatasi jumlah massa guna menjaga ketertiban umum," tandas Kombes Victor.
Usai menyampaikan aspirasinya, massa membubarkan diri dan kembali ke rumah masing-masing. (frifod)
Komentar