Kamis, 25 April 2024 | 23:09
LIFESTYLE

Anak Muda Jepang Didesak Tenggak Lebih Banyak Minuman Beralkohol

Anak Muda Jepang Didesak Tenggak Lebih Banyak Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol (Dok Pixabay)

ASKARA - Anak muda di Jepang didesak untuk memperbanyak menenggak minuman keras. 

Pasalnya, berdasarkan laporan pajak negara, pemasukan pajak dari konsumsi minuman beralkohol terus menurun di Jepang.

Badan Pajak Nasional Jepang berinisiatif menaikkan kembali pendapatan pajak minuman beralkohol dengan kampanye 'Sake Viva!'. Hal itu dilakukan agar konsumsi alkohol kembali naik.

"Generasi muda di Jepang semakin sedikit yang minum sake dibandingkan orang tua mereka. Karena itu, rencana menaikkan pajak nasional dengan kampanye 'Sake Viva!' dibuat," menukil laporan BBC, dikutip Sabtu (20/8). 

Dalam kampanye itu, masyarakat berusia 20 hingga 39 tahun diajak untuk minum sake, termasuk mengajak teman-teman mereka ikut berpartisipasi. 

Tak hanya sake, mereka juga diminta untuk menenggak wiski, bir, shochu, maupun wine.

Di kampanye ini juga panitia meminta kepada anak muda untuk mengusulkan cara promosi, branding, bahkan rencana mutakhir yang melibatkan kecerdasan buatan untuk melancarkan promosi 'Sake Viva!'.

Namun demikian, program ini tidak sepenuhnya disambut baik oleh masyarakat Jepang. 

Sebagian dari publik menolak adanya kampanye untuk hidup tidak sehat tersebut.

Namun, tak sedikit yang menilai kampanye ini sesuatu yang perlu didukung. Sampai diketahui banyak ide yang diunggah secara online terkait 'Sake Viva!' ini, hingga diikuti selebritas. 

Kampanye akan berlangsung sampai dengan September 2022. Ide paling inovatif akan menjadi pemenang, yang mana ahli akan dilibatkan untuk pelaksanaannya sebelum akhirnya proposal final dipresentasikan di November 2022.

Menurut laporan BBC, alasan generasi muda ini mulai meninggalkan konsumsi alkohol adalah pandemi Covid-19. Konsumsi alkohol menurun drastis dan kelompok muda menjadi pasar yang besar pengonsumsi miras.

Penurunan jumlah konsumsi alkohol di Jepang ini bahkan paling rendah dibandingkan dengan 1995. 

Tahun 2020 konsumsi alkohol hanya 75 liter (16 galon) per orang dewasa, sedangkan di 1995 konsumsi miras di angka 100 liter (22 galon) per orang dewasa.

Akibatnya. pajak alkohol pun terus menurun. Menurut surat kabar The Japan Times, pajak alkohol sebesar 5 persen dari total pendapatan di 1980, berbeda jauh dengan kondisi 2020 yang hanya 1,7 persen.

Komentar