Sabtu, 20 April 2024 | 21:07
NEWS

Luhut: Kalau Singapura Mau Ikut Terlibat, Mari Kita Kembangkan Sama-sama

Luhut: Kalau Singapura Mau Ikut Terlibat, Mari Kita Kembangkan Sama-sama
Luhut Binsar Pandjaitan (Dok Kemenko Marves)

ASKARA - Tawaran investasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan kepada Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong.

Tawaran yang disampaikan Luhut di Istana Negara itu juga disampaikan kepada Menteri Koordinator Keamanan Nasional Singapura, Teo Chee Hean dalam pertemuan resmi di Singapura, Senin (21/3).

Menurut Luhut, terlibatnya Singapura dalam pembangunan IKN akan memberikan manfaat bagi kedua negara lantaran akan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki kedua bangsa.

Soal pembangunan IKN, Luhut juga membenarkan pertanyaan PM Lee bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menginap di tempat yang akan menjadi ibu kota baru kelak.

Luhut menekankan, pembangunan IKN bukan program jangka pendek hingga 2024, tetapi akan dilakukan secara bertahap hingga perayaan 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada 2045.

Dikatakan, pada tahap pertama hingga 2024, Indonesia akan membangun kebutuhan infrastrukturnya. Tapi, kemudian untuk membangun kota secara keseluruhan dimungkinkan investasi dari luar negeri.

"Kami tentunya berharap nantinya Singapura akan ikut ambil bagian seperti halnya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan China yang akan melakukan investasi di ibu kota negara yang baru," ungkap Luhut dalam rilis resmi, dikutip Selasa (22/3).

Selain IKN, Luhut juga membahas potensi Singapura mengembangkan food estate atau lumbung pangan yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Dalam agendanya, Luhut juga membahas kelanjutan kerja sama dalam mengantisipasi perubahan iklim.

Dijelaskan Luhut, Indonesia dan Singapura sepakat melakukan riset mengenai teknologi bersih yang ramah lingkungan serta menjalankan beberapa proyek percontohan yang berkaitan dengan pengelolaan ekosistem baik di darat maupun di laut.

Keempat bidang pengembangan yang disepakati meliputi, penetapan harga dan pasar untuk karbon, solusi berbasis alam dan pendekatan berbasis ekosistem, teknologi bersih dan solusinya, serta green and blended finance.

"Saya mengusulkan untuk dibentuk gugus tugas yang akan mendalami pengembangan baterai lithium untuk mobil listrik dan riset untuk pengembangan food estate. Indonesia memiliki banyak sumber daya untuk kedua hal itu, sementara Singapura memiliki R&D dan juga kekuatan finansial," jelasnya.

Ditambahkan Luhut, kebutuhan baterai lithium akan semakin meningkat ketika semua negara berupaya untuk mengurangi emisi gas buang. Sementara untuk menjaga keamanan pangan dibutuhkan pembangunan pertanian yang berbasis riset dan teknologi agar bisa meningkatkan produktivitas.

"Indonesia bukan baru berencana tetapi sudah memulainya. Kami memiliki ribuan hektare lahan di Sumatera Selatan dan juga Sulawesi Tengah untuk dijadikan food estate. Kalau Singapura mau ikut terlibat, mari kita kembangkan sama-sama," pungkasnya.

Komentar