Meneropong Jiwa Melalui Tulisan
Oleh: Mang Ucup *)
Sejak dulu, sudah dikembangkan berbagai macam ilmu untuk mengenal karakter seseorang. Sebut saja, ilmu baca wajah, ilmu meramal garis tangan dan ilmu-ilmu lainnya termasuk Grafologi.
Grafologi berasal dari kata Grapho diserap dari bahasa Yunani: (γραφή). Bangsa Sumeria adalah manusia pertama yang bisa menulis dimana terbuktikan sisa peninggalannya Sumeria (3.500-3.000 Sebelum Masehi.
Grafologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian seseorang lewat tulisan tangannya.
Buku tentang tulisan tangan pertama kali ditulis oleh Camillo Baldi pada tahun 1622 berjudul “How to Recognise from a Letter the Nature and Quality of a Writer.”
Namun, penggunaan tulisan untuk menilai seseorang sudah dilakukan oleh Confucius pada tahun 500 sebelum masehi.
Pengetahuan tentang tulisan tangan juga sudah digunakan oleh Kaisar Nero.
CIA juga menggunakan Analisa tulisan.
Berdasarkan penelitian di Prancis sekitar 91% perusahaan publik dan swasta di negara tersebut menggunakan analisis tulisan tangan dalam perekrutan pegawainya.
Saat saya remaja menulis surat cinta dengan tulisan itu sudah merupakan tugas wajib saat pacaran. Dimana kita sering berbagi tulisan puisi yang ditulis dengan tangan dalam Buku Puisi khusus.
Apalagi kalau ditulis dalam Bahasa Inggris hal ini bisa mendongkrak nilai diri kita, walaupun hanya ditulis Please dont forget me. Maklum dia tidak bisa Bahasa Inggris.
Walaupun tulisan saya sudah dari sononya jelek seperi cakar ayam; namun seringkali mendapatkan kehormatan khusus
Di mana Ibu Guru selalu minta tulisan saya hingga ratusan kali banyaknya misalnya: "Saya tidak boleh nakal di kelas".
Surat paling berharga di kolong langit ini adalah surat yang ditulis oleh sarjana Cina legendaris Zeng Gong pada tahun 1080, di mana ia merenungkan perjuangan politiknya yang dipatok seharga 207 juta yuan (lebih dari $30 juta).
Sedangkan tulisan tangan dari Lady Di hanya dinilai $ 18.400 saja.
Tulisan tangan juga bisa bernilai Triliunan misalnya dalam bentuk tanda tangan.
Pada masa remaja kita bisa mendongkrak nilai status diri kita dengan pena tulis yang mahal misalnya Parker mirip HP saat sekarang ini.
Maka dari itu para pejabat/petinggi masa itu selalu menyematkan pulpennya di atas baju safari mereka.
Alat tulis termahal di dunia dari Graf von Faber Castel limited edition yang dilengkapi dengan tutup, penghapus dan rautan ini memiliki harga sekitar 12 ribu US Dollar atau sekitar Rp172 juta.
Dibuat dari kayu olive yang berumur 240 tahun dan 18 karat emas putih dan juga dilengkapi 3 permata berlian.
Faber-Castell hanya membuat 99 buah Perfect Pencil saja. Sedangkan saya sendiri ketika sekolah hanya mampu memilliki pulpen Pilot saja.
Pada Tahun 2005, ada sekitar 13-14 juta penduduk Indonesia yang masih buta aksara. Ini merupakan tantangan bagi Indonesia dikarenakan baca tulis merupakan salah satu pondasi dari semua proses pembelajaran.
Namun demikian Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat untuk mengurangi jumlah penduduknya yang buta aksara, terbukti pada tahun 2012, Indonesia memenangkan International Literacy Prizes dari Unesco, PBB.
*) Menetap di Amsterdam, Belanda
Komentar