Kamis, 25 April 2024 | 12:41
NEWS

Tertinggi di Jabar, Angka Kemiskinan Kota Depok Meningkat Selama Pandemi

Tertinggi di Jabar, Angka Kemiskinan Kota Depok Meningkat Selama Pandemi
Ilustrasi. (Pasardana)

ASKARA - Kasus penyebaran dan penularan Covid-19 di Kota Depok masih terjadi. Akibatnya tingkat kemiskinan di kota itu mengalami peningkatan. 

Kepala Badan Pusat Statistik Kota Depok Mufti Swaghara mengatakan, pandemi Covid-19 di Depok berdampak terhadap aspek kehidupan. Aspek tersebut meliputi kesehatan, ekonomi maupun sosial.

"Kondisi ini bisa terlihat pada salah satu indikator sosial yaitu kemiskinan dan mengalami peningkatan," ujarnya, Rabu (17/2).

Mufti menjelaskan, pada 2019, kemiskinan makro di Depok sebesar 2,07 persen atau sekitar 49,35 ribu jiwa dengan garis kemiskinan per kapita per bulan sebesar Rp 644.860. 

Menurutnya, garis kemiskinan di Depok merupakan yang tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Namun, Indeks Kedalaman Kemiskinan sebesar 0,24 atau terbaik se-Jawa Barat sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan sebesar 0,04 terbaik se-Jawa Barat.

"Sehingga bisa disimpulkan bahwa pada tahun 2019, kemiskinan di Kota Depok berada pada level terbaik se-Jawa Barat, baik dari segi kuantitas maupun segi kualitas. Meskipun garis kemiskinannya terbesar," terang Mufthi.

Mufti mengungkapkan, pada 2020 pandemi telah mengubah kondisi kemiskinan di Depok. Indikator kemiskinan pada 2020 mengalami peningkatan menjadi 2,45 persen atau sekitar 60,43 ribu jiwa. Peningkatan jumlah penduduk miskin di Depok tergolong wajar, mengingat resesi ekonomi yang terjadi sebagai dampak terjadinya pandemi berkelanjutan.

"Secara kualitas, kemiskinan di Kota Depok masih tetap menjadi yang terbaik di Jawa Barat. Di mana indeks kedalamannya tetap terbaik di angka 0,29, sedangkan indeks keparahan kemiskinannya juga tetap yang terbaik di jawa barat dengan nilai 0,06," paparnya.

Mufti menuturkan, meskipun Depok sebagai kota termahal di Jawa Barat namun kemiskinannya yang terbaik. Biaya untuk bisa hidup dengan layak di kota itu paling mahal se-Jawa Barat.

Jika seseorang yang sehari-hari hidup di Kota Banjar sebulannya hanya memerlukan biaya sekitar Rp 344.363, untuk dapat hidup dengan dasar minimal yang layak, di Depok standar minimal layak untuk bisa hidup sehari-hari membutuhkan biaya Rp 688.194 per orang dan per bulan.

"Alasan apa membandingkan dengan Kota Banjar? Karena Depok paling tinggi, jadi bisa dibandingkan dengan kota manapun di Jawa Barat," tutup Mufti. (kesatu)

Komentar