Minggu, 19 Mei 2024 | 01:06
NEWS

Satgas Pangan Selidiki Dugaan Penimbunan Kedelai

Satgas Pangan Selidiki Dugaan Penimbunan Kedelai
Ilustrasi pengrajin tempe. (Beritalima/RM)

ASKARA - Polisi menyelidiki dugaan penimbunan kedelai di sejumlah wilayah, menyusul naiknya harga kedelai yang mengakibatkan kelangkaan. 

Kepala Bareskrim Polri Komjen Listyo Sigit mengatakan, penyelidikan dilakukan oleh tim Satgas Pangan Polri di sejumlah wilayah. Pihaknya telah melakukan pemeriksaan di sejumlah gudang importir dan distributor kedelai di wilayah Cikupa, Cengkareng, dan Bekasi. 

"Satgas telah menginstruksikan satgas kewilayahan di tiap Polda untuk melakukan pengecekan harga, ketersediaan kedelai serta sentra-sentra pengolahan khususnya UMKM yang memproduksi tempe dan tahu," katanya di Jakarta, Selasa (5/1).

Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Helmy Santika mengemukakan bahwa pihaknya telah memiliki data dan analisa ketersediaan serta kebutuhan kedelai secara nasional. 

"Kami telah koordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan sejumlah pihak lain menelusuri dugaan adanya penimbunan dan permainan harga kedelai yang melonjak sejak beberapa hari lalu," jelasnya.

Menurut Brigjen Helmy Santika, perkembangan global di masa pandemi Covid-19 turut mempengaruhi harga kedelai di pasar dunia. 
"Berdasarkan data FAO, pada Desember 2020 ada kenaikan harga kedelai di pasar global sebesar enam persen dari harga awal 435 dolar AS menjadi 461 dolar AS per ton," katanya.

Diketahui, terjadi kenaikan harga kedelai di awal tahun 2021 menyebabkan sejumlah pengrajin tahu tempe mogok produksi.

Pasokan tahu dan tempe menghilang di pasaran selama 1-3 Januari. Kenaikan harga kedelai di kisaran angka Rp 9000 dari semula sekitar Rp 7000 per kilogram itu dinilai membebani pengusaha.

Komentar