RS Rujukan dan Gedung Karantina di Blitar Penuh, Pasien Dirujuk ke Luar Kota
ASKARA - Satgas Covid-19 Kabupaten Blitar terpaksa merujuk pasien positif Covid-19 ke rumah sakit di luar kota.
Hal itu terjadi mulai akhir pekan ini karena jumlah kasus positif Covid-19 melonjak drastis. Sementara rumah sakit rujukan dan gedung karantina pasien Covid-19 milik Pemkab Blitar telah penuh.
Untuk diketahui, lonjakan jumlah paparan Covid-19 di Kabupaten Blitar mencapai 1143 orang. Kondisi ini membuat semua rumah sakit rujukan terisi penuh. Satgas Covid-19 terpaksa merujuk pasien terkonfirmasi positif dengan gejala ke rumah sakit di luar kota.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Christine Indrawati mengatakan, selain rumah sakit rujukan untuk pasien bergejala, Kabupaten Blitar juga memiliki gedung isolasi untuk pasien tanpa gejala yang berada di LEC Garum. Gedung itu memiliki 14 ruangan dengan kapasitas 48 orang. Namun gedung isolasi itu dipastikan sudah terisi penuh sejak 4 Desember lalu.
"Untuk mengatasi hal ini kami membuka Puskesmas Sutojayan untuk dijadikan tempat isolasi. Kapasitas di Puskesmas Sutojayan adalah untuk 16 orang dan sekarang sudah terisi setengahnya," ujar Christine, Minggu (6/12).
Sementara, Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Blitar Krisna Yekti mengatakan, saat saat ini tidak mungkin hanya mengandalkan layanan kesehatan milik pemerintah. Oleh sebab itu, pihaknya meminta setiap desa kembali membuka rumah isolasi. Bedanya, jika dulu rumah isolasi desa hanya digunakan untuk pemudik, kini akan digunakan untuk karantina pasien positif Covid-19 tanpa gejala.
Selain di desa, Pemkab Blitar juga membuka gedung isolasi di RSUD Srengat khusus untuk isolasi tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19.
"Untuk RSUD Srengat kami sediakan khusus untuk nakes yang memang menangani pasien Covid-19," jelas Krisna.
Sebelumnya, hanya ada tiga rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Kabupaten Blitar. Kapasitas ruang isolasi dengan tekanan negatif yang mereka sediakan sangat terbatas.
Di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dengan kapasitas 38, RSUD Srengat dengan delapan ruangan isolasi dan RS Medika Utama dengan 17 ruang isolasi. Sementara untuk Kota Blitar terdapat satu rumah sakit rujukan yakni RSUD Mardi Waluyo dengan 13 ruang isolasi.
"Ini ada penumpukan di IGD sambil nunggu ruang kosong. Jika masih ada kasus baru terpaksa kami rujuk keluar Blitar. Semalam itu sampai rumah sakit Banyuwangi penuh. Tapi kemudian ada ruangan kosong di Surabaya, jadi kami rujuk ke sana," jelas Krisna.
Overload beberapa rumah sakit rujukan diakui Dirut RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Endah Woro Utami.
"Kami tidak bisa menolak pasien dari kota lain, kami tidak bisa diskriminasi. Kemarin ada dari Surabaya dan Malang kami terima di sini. Supaya ketika di sini kehabisan ruangan warga Blitar juga bisa ditampung di rumah sakit kota lain," jelasnya.
Meski begitu, Woro mengaku pihaknya memberikan solusi dengan membuka lagi ruangan bertekanan negatif. Walaupun bukan solusi instan namun setidaknya bisa mengurangi beban Satgas Covid-19 Kabupaten Blitar.
Komentar