Sabtu, 20 April 2024 | 04:41
OPINI

Who Is The Real Mang Ucup? (Bag. 4)

Berhenti Kerja Dari IBM, Ingin Jadi Owner Dari IBM

Berhenti Kerja Dari IBM, Ingin Jadi Owner Dari IBM
Mang Ucup Jadi Bintang Iklan

Setelah yakin dengan penguasaan bahasa Jermannya. Mang Ucup lantas memberanikan diri masuk ke Sekolah Tinggi Ekonomi. Proses belajar di kampusnya yang seharusnya ditempuh dalam tiga tahun namun dapat diselesaikan selama dua tahun saja oleh Mang Ucup. Saya sudah lulus dalam jangka waktu hanya dua tahun saja. Dari situlah akhirnya Mang Ucup mulai tertarik untuk melanjutkan pendidikan dlm bidang Komputer.

Dalam belajar ilmu komputer, Mang Ucup tidak mau sekedar diberi "ikan" nya saja. Mang Ucup juga harus bisa memiliki kailnya, begitu tekad Ucup saat itu. Selain itu, Ucup tidak rela bila kecerdasannya dikalahkan oleh orang-orang bule. Masa kita bangsa Indonesia harus kalah sama Bule. No Wai, seperti ketika zaman Koloni Belanda !

Karier Mang Ucup melejit cepat naik meroket ke atas. Dedikasinya di setiap perusahaan tempat bekerjanya dibuktikan dengan kesungguhan hati. Siang bekerja malam, namun malam masih belajar terus hingga jauh malam dimana jatah tidur pun hanya 4 jam saja. Maka dari itulah tidak sulit bagi Mang Ucup untuk meniti karir.

Pada saat itu Ucup menguasai lebih dari 40 macam jenis bahasa computer dengan mahir, mulai dari Cobol, Basic, Assembler, Fortran, Algol, Rpg , C++ dll-nya. Bahkan pernah coba untuk menciptakan bahasa Komputer sendiri agar bisa mudah dipelajari oleh orang awam.

Awalnya Mang Ucup bekerja sebagai programmer di perusahaan Rank Xerox dan diakhiri di perusahaan IBM sebagai Sales Director. Prinsip hidup saya entah dimana pun juga saya kerja sesuai seperti apa yang diucapkan oleh John F Kenndy: “Ask not what your company can do for you; ask what you can do for your company.” Mang Ucup adalah Director IBM pertama di Jerman yang bukannya orang kulit putih! Maklum Jerman pernah memiliki prinsip, hanya orang bule saja merupakan manusia dan mahkluk unggulan di kolong langit ini.

Gaji terakhir Rp 1,5 miliar per bulan, saat itu jumlah tersebut bisa dinilai cukup besar. Dan ini dalam usia 32 tahun ! Namun sata masih merasa belum puas, karena masih tetap saja jadi kuli orang atau sekedar baru jadi Juragan Kloningan. Oleh sebab itulah sy mengambil PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) sepihak dengan alasan karena ingin jadi juragan. Dirut dari IBM sampai ketawa ngakak, ketika mendengar alasan gokil Ucup, kenapa saya mau berhenti: “Karena ingin menjadi owner langsung dari perusaahan IBM !" Minimum sebagai pemegang sahamnya dahulu.

Hal inilah yang mendorong Mang Ucup untuk menjadi pengusaha handal. Dimana Mang Uucp terjun langsung dengan membuka usaha sendiri. Mang Ucup akhirnya berhasil menjadi Juragan, Bukan hanya Juragan ecek-ecek, melainkan benar-benar menjadi big boss, atau taipan tulen. Cita-cita yang saya dambakan dan inginkan dari sejak kecil, akhirnya bisa terealisasi dalam usia 33 tahun. Bukan hanya sekedar jadi “Juragan” dalam khayalan atau impian saja melainkan betul-betul “Juragan” dalam bidang Komputer.

Mang Ucup telah berhasil mewujukan cita-citanya sehingga memiliki segala hal yang pada masa kecilnya, hanya dapat Ucup impikan saja. Mang Ucup sudah memiliki rumah besar maupun beberapa mobil mewah. Beberapa di antaranya adalah BMW, Mercedes, Porsche, hingga Ferrari, mobil impian Mang Ucup sejak kecil.

Harus diakui bagi Ucup hal ini merupakan satu kebahagiaan tersendiri, Betapa tidak dahulu “dorong gerobak” jadi kuli pasar, sekarang sudah bisa nyetir mobil sport Ferrari sendiri. Harus diakui juga tanpa adanya bantuan dan anugerah dari Tuhan hal ini tidak akan bisa terlaksana. Plus hoki !

Namun Mang Ucup merasa belum mendapatkan kebahagiaan hakiki dalam kondisi seperti ini. Saya dilahirkan di Indonesia, namun hingga saat itu sumbangsih apa yang pernah saya lakukan untuk bangsa dan tanah air saya Indonesia? Bangsa kita saat ini masih tertinggal jauh oleh negara-negara di Eropa maupun di Amerika. Bahkan yang melek komputer pun saat itu masih bisa dihitung pakai jari. Itulah faktor pemicu utama yang membuatnya merasa terpanggil untuk turut serta memberikan sumbangsih pemikiran dan karya nyata, walau hanya setitik saja, demi kemajuan pembangunan bangsa.

Percuma kita mengeluh, bahkan menjerit gelap – gelap, kita harus berani memulai dgn menyalakan sekecil apapun juga api, walaupun ini hanya sebesar sinar kecil korek api sekalipun. Dalam situasi seperti itulah, Mang Ucup dengan penuh kesadaran dirinya mulai meninggalkan kerajaan bisnisnya di Jerman. Ucup berfikir tidak ada gunanya hidup bermewah-mewah bersama keluargannya di Jerman. Apabila bangsanya sendiri masih jauh ketinggalan dalam berbagai sektor kehidupan maupun pendidikan.

Setelah Mang Ucup mengetahui makna sejati tentang kehidupan; saya merasa kekayaan itu tidak berarti lagi. Mang Ucup sadar, bahwa semua kekayaan itu hanya sekedar titipan dari Tuhan semata. Kita lahir telanjang dan matipun akan telanjang pula, semua harta kekayaan di dunia ini hanya sekedar titipan saja. Dan semua orang yang dititipi harta “berkewajiban” untuk memanfaatkan dan memelihara dengan baik, terutama berbagi kepada mereka yang membutuhkannya, agar tidak salah kaprah!

Ingin tahu kenapa Mang Ucup ganti nama jadi Jusuf Randy alias JR? Kenapa Mang Ucup sampai dijuluki sebagai “Raja Komputer”? Hal apa yang mendorong Mang Ucup untuk membuka LPKIA (Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia Amerika) ? Baca sambungannya. Maturnuwun sanget berkah dalem.

Mang Ucup

Menetap di Amsterdam, Belanda

Komentar