Butuh Aksi Nyata Bangun Tradisi Baca dan Literasi Masyarakat
ASKARA - Peningkatan minat baca anak dan masyarakat menjadi perhatian semua pihak.
Karena membaca sangat penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks maka kemampuan membaca menjadi tuntutan.
Pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka Syarifuddin Yunus mengatakan, saat ini minat baca masyarakat Indonesia dapat dikatagorikan rendah. Terdapat beberapa faktor, namun dia menyoroti dua hal.
Pertama, akses bacaan yang tidak mudah diperoleh terutama di daerah dan terlindas oleh pengaruh gawai. Sehingga minat baca jika diibaratkan makin jauh panggang dari api.
"Harus ada komitmen pemerintah dan pegiat literasi seperti saya untuk terjun langsung dan melakukan aksi nyata membangun tradisi baca dan budaya literasi masyarakat," katanya kepada Askara, Jumat (25/9).
Menurutnya, permasalahan pemerintah dalam meningkatkan minat baca masyarakat tidak secara langsung turun ke lapangan. Sehingga kurang peka terhadap persoalan yang ada.
"Bukan belum optimal tapi kurang mau terjun langsung melihat realitas yang terjadi di masyarakat tentang masalah tradisi baca dan budaya literasi. Terlalu percaya pada angka-angka di atas kertas," beber Syarif.
Maka solusinya ialah terjun ke masyarakat hingga level kampung atau desa dan melihat yang terjadi sebenarnya. Kemudian sejumlah pihak terkait diharapkan mendukung upaya tersebut.
"Libatkan pegiat literasi atau taman bacaan yang ada untuk membangun literasi masyarakat, khususnya enam literasi dasar. Agar bisa wujudkan masyarakat yang literat, sadar akan realitas dan pentingnya belajar," jelas Syarif.
TBM Lentera Pustaka berdiri sejak November 2017. Saat ini telah menjadi tempat membaca 60 anak usia sekolah sebagai pembaca aktif.
"Mampu baca lima sampai delapan buku per minggu dengan jam baca tiga kali seminggu. Menjadi sarana belajar pemberantasan buta huruf bagi 11 ibu dalam program Gerakan Berantas Buta Aksara (Geberbura)," terang Syarif.
Adapun, tujuan yang mendasarinya adalah memutus mata rantai putus sekolah karena di wilayah Desa Sukaluyu, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor tingkat pendidikan masyarakat 81 persen SD dan 9 persen SMP.
"Melalui bacaan diharapkan wawasan dan motivasi untuk tetap sekolah kian tinggi sekalipun ada kendala soal kesulitan ekonomi atau kemiskinan," ujar Syarif.
Komentar