Selasa, 21 Mei 2024 | 01:35
NEWS

Satgas Covid-19: Penanganan Covid-19 Lebih Baik dari Rata-rata Dunia

Satgas Covid-19: Penanganan Covid-19 Lebih Baik dari Rata-rata Dunia
Wiku Adisasmito (Dok BNPB)

ASKARA - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyebutkan, penanganan Covid-19 di Indonesia lebih baik dari rata-rata dunia. Seperti kasus aktif, di Indonesia sebanyak 40.119 kasus atau 27,2 persen lebih rendah dari rata-rata dunia sebesar 28,7 persen.  

Per 20 Agustus 2020, kasus baru positif Covid-19 bertambah 2.266 kasus. Sedangkan jumlah pasien sembuh dari Covid-19 telah menembus angka 100.674 kasus atau 68,3 persen. Sementara rata-rata dunia berada di angka 67,76 persen. 

"Sedangkan kasus meninggal (rata-rata) di dunia adalah 3,50 persen, Indonesia masih 4,35 persen di atas dari rata-rata dunia," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, Kamis (20/8).  

Di tingkat daerah, terdapat 46 kabupaten/kota dengan kasus aktif di bawah 10 persen berdasarkan data per 16 Agustus 2020 dan di bawah rata-rata nasional dan dunia. Rinciannya tersebar di provinsi Sumatera Selatan ada 5 kabupaten/kota. 

Terdapat 2 kabupaten/kota di provinsi Sumatera Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat dan Bali. 

Masing-masing 3 kabupaten/kota di provinsi Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah dan Papua Barat. 

Terdapat 1 kabupaten/kota masing-masing di provinsi Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Maluku Utara. Untuk Jawa Timur terdapat 6 kabupaten/kota. 

Dilihat persentasenya, tertinggi di Bangkalan (Jawa Timur) sebesar 9,09 persen dan terendah berada di Indragiri Hilir (Riau) sebesar 2,17 persen. 

Per 19 Agustus 2020, terdapat 15 provinsi dengan rata-rata di atas kesembuhan nasional di angka 68,6 persen dan dunia 67,7 persen. Di antaranya Bangka Belitung (93,06 persen), Kalimantan Barat (90,71 persen), Kalimantan Utara (99,58 persen), Bali (87,7 persen), Sulawesi Tengah (86,4 persen), Maluku Utara (85,51 persen), NTT (83,54 persen), Lampung (81,63 persen), Papua Barat (80,44 persen), Jawa Timur (77,32 persen), Gorontalo (76,94 persen), Kalimantan Tengah (75,73 persen), Sulawesi Selatan (72,68 persen), Sulawesi Tenggara (69,76 persen) dan Banten (68,64 persen).

Lalu, ada 21 provinsi dengan persentase kematian di bawah rata-rata nasional 4,44 persen dan dunia 3,50 persen. Di antaranya Maluku Utara (3,38 persen), DKI Jakarta (3,33 persen), Sumatera Barat (3,1 persen), Sulawesi Tengah (3,07 persen), Jawa Barat (2,79 persen), DI Yogyakarta (2,74 persen), Aceh (2,62 persen), Gorontalo (2,58 persen), Sulawesi Barat (2,19 persen), Maluku (1,96 persen), Jambi (1,63 persen), Riau (1,54 persen), Sulawesi Tenggara (1,48 persen), Bali (1,21 persen), Papua Barat (1,1 persen), Papua (1,08 persen), Kep. Bangka Belitung (0,93 persen), Kalimantan Barat (0,88 persen), Kalimantan Utara (0,61 persen) dan NTT (0,61 persen). 

"Terdapat juga perkembangan zonasi signifikan membaik, dan selama ini tidak pernah memburuk," sebut Wiku. Di antaranya Jembrana (Bali), Serang (Banten), Garut, dan Pangandaran (Jawa Barat), Situbondo dan Tulungagung (Jawa Timur), Sukamara (Kalimantan Tengah) dan Belitung (Kep. Bangka Belitung).

Dalam penanganan Covid-19, tambah Wiku, daerah-daerah lain perlu mencontoh provinsi Bali. Bahkan Bali telah membentuk satuan tugas sebelum terbentuknya Gugus Tugas di tingkat Nasional. 

Kondisi di Bali memiliki persentase kesembuhan mencapai 87,7 persen dan termasuk provinsi dengan tingkat kesembuhan di atas rata-rata nasional dan tingkat kematian 1,52 persen di bawah rata-rata nasional dan dunia. 

"Kegiatan yang antisipatif ini perlu diantisipasi sehingga persebaran kasusnya dapat terkendali. Termasuk dilakukan penutupan beberapa tempat wisata, termasuk sabung ayam atau taken yang merupakan tradisi warga Bali dan meniadakan beberapa kegiatan adat dan agama," pungkasnya. 

 

Komentar