Kamis, 25 April 2024 | 05:17
NEWS

Polusi Udara di Jakarta dan Pengolahan Sampah yang Belum Baik

Polusi Udara di Jakarta dan Pengolahan Sampah yang Belum Baik
Polusi Udara Jakarta (Theconversation.com)

ASKARA - Masa penanggulangan pandemi virus corona (Covid-19) telah membawa dampak positif terhadap lingkungan. Hal itu berpengaruh positif terhadap polusi udara secara global.

Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Satrio Swandiko Prilianto menyadari ada pengurangan polusi udara ketika pandemi Covid-19. Namun untuk wilayah DKI Jakarta dinilainya tidak sepenuhnya membaik. 

"Di Jakarta sendiri dampaknya tidak terlalu besar. Maksudnya setelah PSBB ini dimulai, polusi udara tetap saja masih ada di tingkat menengah ke atas," kata Satrio Swandiko Prilianto dalam dialog Youtube Elpala baru-baru ini. 

Hal itu bisa terlihat dari pantauan instrumen pengukur kualitas udara. 
Meski beberapa waktu belakangan langit di Jakarta mengalami perbaikan terlihat cerah dan biru. Namun tidak selalu menunjukkan seperti itu.  

"Jadi tetap saja beberapa hari kita melihat semacam kabut atau smoke istilahnya yang menutupi langit kita. Jadi tidak biru terus itu paling terasa," tutur Satrio. 

Sebagian pihak menyatakan ozon berhasil membaik secara global. Namun tidak boleh melupakan permasalahan peningkatan kadar emisi yang menjadi pemicu pemanasan global.

"Jadi ada yang bilang lapisan ozon sudah mulai kembali menebal itu secara global mungkin bisa dirasakan. Tapi secara lokalnya sendiri kita hidup di Jakarta masih polusi masih tetap banyak," ucapnya.

Dampak positif lainnya, saat pandemi Covid-19 produksi sampah secara keseluruhan menurun. Tapi ada kenaikan pada sampah domestik atau sampah rumah tangga dan sampah medis.

"Sampah medis kenaikannya bisa mencapai 30 persen kalau tidak salah. jadi ada yang turun ada yang naik. Yang turun itu misalnya di sampah industri, seperti mal, hotel, perkantoran itu memang menurun," jelasnya. 

Sisi lain yang meningkat juga dari sampah medis karena pengolahannya cukup susah. Seperti limbah medis yang sekali pakai misalnya masker. 

"Itu kan rawan penularan virus kalau misalkan dibiarkan begitu saja di ruang terbuka. Jadi penanganannya khusus yang lebih sulit dengan sampah biasa," tandasnya. 

Komentar