Kamis, 25 April 2024 | 01:41
OPINI

Berani Berdoa

Berani Berdoa
Ilustrasi. (Galamedianews)

Dalam perjalanan kami menuju ke pasar, ada seorang Ibu muda berjalan di depan kami. Dia terlihat melangkah dengan penuh semangat. Di tengah kerumunan di depan sebuah gereja, dia berhenti sejenak, menunduk, lalu membuat tanda salib dengan sikap penuh hormat, dan melanjutkan perjalanan menuju ke pasar. Kami pun takjub dan tersentuh dengan sikap doa ibu ini. Apakah Anda punya pengalaman yang sama?  Lalu tergerak hati melakukan hal seperti ini? Syukurlah, dari pada tidak sama sekali.

Sahabatku, sikap doa tentu berangkat dari rasa takjub dan berkembang menjadi relasi pribadi dengan Allah. Doa mestinya rutin dilakukan. Sama seperti matahari yang berkeliling mengitari bumi, atau pagi menggeser malam. Akan tetapi, seringkali kita terperangkap dalam kejenuhan rohani, lalu memberi alasan bahwa kita sedang sibuk. Langkah doa kita seperti terseok-seok, seperti ada luka di tumit kaki.

St. Teresa dari Calcuta berkata, "Kamu bisa berdoa sambil bekerja. Bekerja tidaklah harus menghentikan doamu, dan doamu tidaklah harus menghentikan pekerjaanmu." Diperlukan  sedikit kesadaran dan kerendahan hati, untuk mengundang Allah hadir dalam seluruh pekerjaan yang sedang kita sentuh, lalu berkata, "Tuhanku, aku mencintai-Mu, aku percaya pada-Mu. Aku membutuhkan-Mu sekarang. Dengan hal-hal kecil seperti itu maka hidup doa-mu akan luar biasa.

Doa ibarat lampu yang menerangi Anda: menyinari jiwa Anda, menyinari hati Anda dan menyinari wajah Anda. Bahkan di saat-saat terbaik, atau di saat-saat kesulitan melanda.

Marilah sebelum memulai suatu aktifitas yang baru, kita mengundang Allah hadir dan menguduskan karya sederhana kita yang tak berarti ini. Jangan lupa, ajak keluarga dan teman-Mu. Amin.

Martin Selitubun
(Pastor dari Keuskupan Agats Papua. Sedang tugas belajar di Roma)

Komentar