Sabtu, 20 April 2024 | 05:26
COMMUNITY

Tersesat dan Terjebak Cuaca Buruk di Gunung Singgalang

Tersesat dan Terjebak Cuaca Buruk di Gunung Singgalang
Cerita mistis Gunung Singgalang (Instagram Jejak Pendaki)

ASKARA - Pengalaman mistis saat mendaki gunung pasti pernah dialami pendaki. Hal tersebut sulit terlupakan. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman tersebut. Itu lah yang dialami lima orang pendaki di Gunung Singgalang, Sumatera Barat.

Cerita ini dibagikan oleh akun Instagram @jejak_pendaki. Kejadian ini tepatnya terjadi pada 2002. Lima orang tersebut ialah Lukman (Almarhum), Ali, Leo Saputra, Indra, Redho.

"Kisah ini berawal ketika kami duduk di kelas 2 SMA, kami berangkat menuju Gunung Singgalang, Sumbar. Pagi hari setelah sarapan dan mengecek peralatan kami berangkat memulai perjalanan," tulis akun Instagram @jejak_pendaki

Kala itu suasananya sangat cerah, mereka menikmati pemandangan hutan dan awan. Walau jalannya sempit dan dipenuhi semak belukar. Karena perjalanan mendaki cukup santai. Mereka memutuskan berhenti sejenak. 

"Santai sejenak sambil makan sore yang berdekatan dengan sumber air. Salah satu teman kami asyik sampai mandi karena air yang begitu meriah," cerita akun Instagram @Jejak_pendaki. 

Setelah maghrib mereka memutuskan melanjutkan perjalanan. Ketika mulai perjalanan ternyata cuaca berubah. Sehingga memutuskan mereka memilih turun. "Kami berada di sekeliling besar. Dengan perhitungan turun ke bawah lebih cepat," terangnya. 

Memasuki malam hari mereka berjalan menyusuri jalan licin karena gerimis. Seorang temannya bernama Lukman yang berjalan paling belakang dan teman lainnya membuka jalan. 

"Ketika kami berjalan keanehan mulai terasa, kami membawa 2 senter tapi karena kabut tebal dan gerimis jadi hanya remang-remang sinarnya terlihat," ucapnya. 

Kondisi treknya terlihat tidak jelas karena kabut dan salah seorang temannya berinisitif memotong satu dahan kecil sebagai tanda bahwa jalan mereka pernah melewati jalur tersebut. 

"Saya berusaha membuang pikiran negatif dan beranggapan itu adalah halusinasi karena pengaruh di ketinggian," katanya. Perjalanan dilanjutkan terus sampai akhirnya untuk ketiga kali mereka berjumpa dengan dahan yang potong tadi.

Mereka memiliki nazar jika berhasil turun seluruh uang yang ada dikantongnya untuk disedekahkan di masjid yang berada di kaki gunung. (Bersambung) 

Komentar