Sabtu, 20 April 2024 | 12:31
NEWS

Sri Mulyani Ungkap Skenario Terburuk Ekonomi Indonesia 2020

Sri Mulyani Ungkap Skenario Terburuk Ekonomi Indonesia 2020
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Indopolitika.com)

ASKARA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan skenario terburuk perekonomian nasional yang kemungkinan dihadapi tahun 2020. 

Wabah Covid-19 membuat baseline untuk 2020 menjadi berubah sangat besar, bahkan sangat fundamental. Itu karena corona berdampak luar biasa besar dari sisi kesehatan, sosial, ekonomi, dan keuangan.

Demikian dikatakan Sri Mulyani usai rapat kabinet paripurna dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (14/4). 

"Dampak Covid-19 ini telah menyebabkan ekonomi global masuk dalam resesi. Proyeksi yang tadinya IMF menyebutkan 2020 ekonominya tumbuh 3,3 persen, maka revisinya mereka akan jadi negatif tahun ini. Koreksinya bisa minus 2,2 persen. Atau berdasarkan Fitch Rating Agency tahun ini global growth mungkin ada di kisaran -1,9 persen," ungkap Sri Mulyani.

Artinya, lanjut Sri Mulyani, dunia akan kehilangan potensi GDP yang hari ini seharusnya tercipta sebesar USD5 triliun. Potensi itu hampir seukuran dengan 1 Produk Dimestik Bruto (PDB) Jepang.

Pengaruhnya terhadap Indonesia, Menurut Sri Mulyani, bahwa saat ini diestimasi dalam kondisi berat dan sangat berat.

"Baseline kita di 5,3 persen akan mengalami tekanan pada level turun pertumbuhannya sampai di level 2,3 persen. Bahkan di situasi sangat berat mungkin juga menurun sampai negative growth. Ini pasti akan menyebabkan pengaruh ke dampak sosial dan pembangunan kita," kata mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini.

Lebih jauh, angka kemiskinan diprediksi bakal meningkat dalam skenario berat, kenaikannya bisa menjadi 1,1 juta orang atau dalam skenario lebih berat, Indonesia akan menghadapi tambahan angka kemiskinan 3,78 juta orang.

"Angka pengangguran yang selama ini sudah menurun konsisten seperti kemiskinan juga akan mengalami kenaikan. Dalam skenario berat kita perkirakan bisa ada kenaikan 2,9 juta orang pengangguran baru. Dalam skenario lebih berat bisa sampai 5,2 juta," ungkapnya.

Dalam situasi seperti ini, sambung Sri Mulyani, skenario pertumbuhan ekonomi tahun 2020 akan sangat tergantung dari path atau jejak ke depan dari dampak Covid-19 ini. Untuk skenario berat estimasinya 2,3 persen.

"Untuk kuartal kedua adalah kuartal yang paling berat di mana pertumbuhan ekonomi bisa turun di 0,3 persen atau hampir mendekati 0 atau bahkan negative growth di -2,6 persen dan kuartal ketiga akan ada recovery di 1,5 dan 2,8 persen," katanya.

Bila kondisi berat ini berlangsung cukup panjang, Diperkirakan akan terjadi resesi di mana dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di posisi negatif.

"Ini yang sedang kita upayakan untuk tidak terjadi. Memang sangat berat namun ini adalah dalam menghadapi kondisi yang luar biasa dan kita coba untuk atasi," pungkasnya. (jpnn)

Komentar