Sabtu, 18 Mei 2024 | 01:52
OPINI

Tautkan Hati untuk Muslim India

Tautkan Hati untuk Muslim India
Pengungsi Muslim Assam India. (Indiatommorrow/Hidayatullah)

ASKARA - India adalah sebuah negeri yang telah dibebaskan melalui tangan Muhammad Ibn al-Qasim ats-Tsaqafi yang dikirimkan oleh Khalifah Umawiyah Walid ibn Abdul-Malik sebagai pemimpin pasukan.

Peristiwa ini bermula ketika ada sekelompok kaum Muslim melakukan pelayaran di atas kapal di Samudera Hindia, dari daerah Ceylon dekat pesisir negeri Sind yang dirampok kemudian diculik. Sang khalifah kala itu kemudian mengirimkan pasukan untuk menolong kaum Muslim dan kemudian membebaskannya.

India terus menjadi bagian kekhilafahan selama lebih dari seribu tahun (abad 1-14 H). Pada masa Khalifah Harun al-Rasyid (786-809 M), pasukan Islam memperluas batas-batas negeri Sind ke arah barat sampai kota Gujarat.

Di daerah inilah pasukan Muslim menetap dan membangun kota-kota baru. Sejak saat itu sejumlah besar orang-orang India terselamatkan dari cengkraman kasta kafir dan masuk menjadi bagian dari persaudaraan Muslim sedunia di bawah naungan kekhilafahan. Mereka terbebaskan dari kebodohan dan kekufuran menuju cahaya Islam, menyembah Allah SWT saja. Pemerintahan Islam pada saat itu meliputi apa yang sekarang dikenal dengan nama India, Pakistan, Kashmir dan Bangladesh. Dan itu berlangsung selama seribu tahun lamanya.

India masih menjadi tetap menjadi bagian kekhilafahan selama kekuasaan Ratu Delhi (1205-1526 M) dan selama kekuasaan Mongol (1526-1857 M).

Di bawah naungan pemerintahan Islam, negeri India telah melahirkan ulama-ulama besar seperti Syeikh Ahmad Sir Hindi (1624 M) dan Syah Waliyuddin ad-Dahlawi (1703-1762 M).

Muslim India masih teraniaya
Kini India tengah menjadi sorotan dunia. Penyebabnya adalah sebuah tragedi kekerasan terhadap umat Muslim terburuk dalam beberapa dekade terjadi di sana. Lebih dari 46 orang meninggal dalam tragedi kekerasan bernuansa agama di Delhi, India, ketika oposisi mengecam pemerintah karena menjadi 'penonton bisu.'

Kekerasan dipicu setelah aksi damai selama berminggu-minggu di New Delhi kelompok penolak Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan Baru (Citizenship Amendment Act/CAA), diserang oleh gerombolan nasionalis Hindu. Mereka mengatakan bahwa CAA yang disahkan Desember lalu adalah suatu bentuk diskriminasi terhadap umat muslim sebagai kaum minoritas terbesar di India.

Beberapa bagian ibu kota juga mengalami kekerasan pada hari Ahad (23/2) setelah seorang pemimpin Partai Bharatiya Janata (BJP) yang memerintah memperingatkan umat Islam agar tidak melanjutkan aksi damai tersebut.

Di hari-hari berikutnya, Karawal Nagar, Seelampur, Maujpur, Bhajanpura, Vijay Park di timur laut Delhi, Jafrabad, Chandbagh, Mustafabad, dan Yamuna Vihar menjadi saksi pertempuran sengit antara umat Hindu dan Muslim. Lebih dari 200 orang telah terluka selama empat hari kekerasan di daerah berpenduduk Muslim di timur laut Delhi, di mana polisi diduga mengabaikan kejadian buruk ketika massa (pada hari Ahad) mengamuk, membunuhi orang-orang, dan merusak properti, termasuk masjid.

Perdana Menteri India Hindu Narendra Modi, yang menjamu Presiden AS Donald Trump ketika kekerasan sedang berlangsung, telah dikritik karena tidak melakukan tindakan apapun.

Sebelumnya pada Agustus 2019 India telah mencabut status otonomi Kashmir hingga wilayah muslim yang diperebutkan Pakistan, India, dan Cina itu kembali alami konflik. Kejahatan Modi berulang kembali saat 12 Desember 2019, Amandemen UU Kewarganegaraan (CAA) disahkan.

Amandemen itu nyata-nyata mendiskriminasi muslim yang tak bakal mendapat kewarganegaraan sebagaimana imigran ilegal dari Afghanistan, Bangladesh, dan Pakistan yang beragama Hindu, Sikh, Buddha, Jain, Parsi, dan Kristen.

Korban penguasa dari partai Nasionalis Hindu-Bharatiya Janata (BJP) jelas bukan hanya 200 juta Muslim saja. Kerusuhan di Uttar Pradesh Utara Desember tahun lalu memakan korban 30 tewas. Kenekatan Modi yang dituduh bakal mengubah India menjadi 'Negara Hindu' membuat kerusuhan kembali meletus di New Delhi sejak Senin (24/2) dan mengakibatkan puluhan korban tewas, lebih dari 200 orang terluka, dua masjid terbakar, berbagai fasilitas umum dan pribadi hancur.

Muslim India kini sendirian, tak ada pertolongan dari pemimpin muslim manapun. Semoga hati-hati kita semua dipertautkan Allah untuk saling menolong dan membela saudara-saudara kita yang teraniaya. Di manapun itu berada. 

Dina Wachid
(Pemerhati sosial)

Komentar