Kamis, 17 Juli 2025 | 04:05
LIFESTYLE

Uang Kertas Lebih Berat dari Digital: Kenapa Dompet Bikin Kita Lebih Irit?

Uang Kertas Lebih Berat dari Digital: Kenapa Dompet Bikin Kita Lebih Irit?
Uang digital dan uang kertas (Dok Freepik/Askara)

ASKARA – Pernah merasa berat sekali mengeluarkan uang seratus ribu kalau bentuknya fisik? Tapi giliran seratus ribu di e-wallet, tangan enteng saja untuk tap sana-sini, beli ini-itu tanpa pikir panjang?

Ternyata, itu bukan cuma soal perasaan. Ada penjelasan ilmiahnya.

Pain of Paying: Rasa Sakit Saat Bayar Tunai

Fenomena ini dikenal dengan istilah Pain of Paying, rasa sakit psikologis yang muncul saat seseorang membayar sesuatu, khususnya dengan uang tunai. Konsep ini diperkenalkan oleh dua ahli ekonomi perilaku, Drazen Prelec dan George Loewenstein.

Ketika menggunakan uang fisik, ada serangkaian pengalaman nyata:

Tangan merogoh dompet.

Mata melihat uang berpindah tangan.

Hati terasa nyesek melihat lembar merah itu hilang.

Pengalaman ini menciptakan kesadaran bahwa uang benar-benar berkurang. Karena sifatnya yang nyata, bisa disentuh, bisa dilihat, kita cenderung lebih berhati-hati dalam mengeluarkannya.

Ketika Uang Hanya Jadi Angka

Sebaliknya, saat menggunakan e-wallet, m-banking, atau QRIS, transaksi berlangsung tanpa sentuhan emosional.

Tidak ada uang yang benar-benar “keluar.”

Tidak ada dompet yang menipis.

Hanya angka yang berkurang diam-diam.

Itulah mengapa transaksi digital terasa ringan, namun justru lebih berbahaya. Karena tidak terasa, kita lebih mudah terjebak dalam pengeluaran impulsif.

Kemudahan itu Menjebak

Desain aplikasi keuangan digital saat ini dibuat seefisien dan senyaman mungkin, mengikuti prinsip design thinking. Tapi tujuannya bukan agar kamu lebih hemat. Justru sebaliknya: agar kamu lebih mudah belanja.

Semua hambatan psikologis dihapus demi kenyamanan. Akibatnya, kontrol terhadap pengeluaran menjadi lemah.

Dulu, kalau mau belanja, harus ke ATM. Kalau malas, belanja batal.

Sekarang? QRIS tinggal tap. “Ah, cuma 50 ribu.”

Besoknya? Tap lagi. “Ah, cuma 30 ribu.”

Tanpa sadar, saldo jebol.

Solusi Anti Boros: Bikin Ribet Dikit

Kalau kamu merasa semakin boros, coba strategi ini:

Jangan isi saldo e-wallet. Gunakan transfer manual.

Mau jajan? Ambil uang tunai dulu di ATM.

Mau order makanan online? Masak dulu sebentar.

Bikin prosesnya lebih repot, supaya kamu sempat berpikir. Supaya kamu lebih sadar sebelum mengeluarkan uang.

Kadang, yang menyelamatkan keuangan kita bukan teknologi, tapi justru keribetan kecil yang bikin mikir ulang.

Makin ribet, makin irit. Makin gampang, makin jebol.

 

Oleh: Hari Bukhari – Wartawan Senior

Komentar