Selasa, 13 Mei 2025 | 16:44
OPINI

Tampilan Rupiah di Google Naik Drastis jadi Rp8 Ribu per Dolar AS, Bikin Geger Masyarakat Indonesia

Tampilan Rupiah di Google Naik Drastis jadi Rp8 Ribu per Dolar AS, Bikin Geger Masyarakat Indonesia
Kurs dollar versi google (Dok Google)

Oleh: Fena Lim Chandra
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB University

ASKARA - Beberapa waktu lalu, masyarakat Indonesia sempat dihebohkan oleh tampilan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Google yang menunjukkan angka Rp8.170,65 per USD. Nilai ini sangat jauh dari kurs normal yang biasanya berada di kisaran Rp15.000–Rp16.000 per dolar AS. Informasi yang mendadak ini memicu berbagai spekulasi di media sosial, mulai dari dugaan kebijakan ekonomi baru hingga teori konspirasi terkait kondisi moneter Indonesia.

Namun setelah ditelusuri, tampilan nilai tukar tersebut ternyata bukan mencerminkan kondisi ekonomi riil. Kesalahan ini diduga disebabkan oleh bug atau gangguan teknis di sistem Google Finance. Beberapa pengguna yang membandingkan dengan situs lain seperti Bloomberg dan Bank Indonesia (BI) menemukan bahwa nilai tukar rupiah tetap normal di kisaran Rp16.175 per USD pada awal Februari 2025.

Menurut pengamat forex Ibrahim Assuaibi, tampilan yang keliru ini sempat menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Di platform X (Twitter), hingga pukul 20.00 WIB pada 1 Februari 2025, "US$1 USD" menjadi trending topic dengan lebih dari 36.400 postingan, sebagian besar menampilkan tangkapan layar error penguatan rupiah.

Fenomena ini memperlihatkan betapa besar pengaruh teknologi dan informasi digital terhadap psikologi masyarakat dan pasar. Banyak orang yang panik dan mempertanyakan apakah ada peristiwa besar yang memicu penguatan mendadak rupiah. Beberapa netizen bahkan berspekulasi bahwa pemerintah atau bank sentral melakukan intervensi besar-besaran di pasar valuta asing.

Menanggapi hal ini, para ekonom dan analis keuangan mengingatkan masyarakat agar selalu memverifikasi informasi nilai tukar dari sumber resmi seperti Bank Indonesia atau platform keuangan terpercaya. Mereka juga menekankan bahwa perubahan kurs yang ekstrem dalam waktu singkat biasanya disebabkan oleh faktor besar seperti intervensi moneter atau kejadian ekonomi global signifikan.

Pihak Google sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kesalahan ini. Namun, kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya akibat kesalahan pemrosesan data dari sumber pihak ketiga. Ini menjadi pengingat bahwa meski teknologi makin canggih, informasi dari internet tetap harus diverifikasi sebelum dianggap benar.

Saat ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berada di kisaran Rp16.175 per USD, sebagaimana ditampilkan di situs seperti Wise dan Bank Indonesia. Masyarakat yang ingin mengetahui kurs terkini disarankan untuk mengecek langsung ke sumber resmi atau aplikasi perbankan guna menghindari informasi keliru.

1. Kesalahan Tampilan Nilai Tukar di Google dan Dampaknya bagi Masyarakat

Google sempat menampilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp8.170 per USD—angka yang jauh dari nilai tukar aktual. Hal ini memicu kebingungan, khususnya di kalangan pebisnis, investor, dan masyarakat umum yang memantau pergerakan nilai tukar.

Sebagian masyarakat mengira penguatan rupiah benar-benar terjadi dan berharap ada dampak positif terhadap daya beli. Namun, ada juga yang mencurigai kesalahan teknis atau bahkan manipulasi data. Beberapa orang bahkan menduga adanya peretasan terhadap sistem Google.

Seorang pekerja swasta di Jakarta mengaku sempat bingung dan mengira nilai rupiah benar-benar menguat. Setelah mengecek ulang melalui media dan situs resmi, ia baru mengetahui bahwa ini hanyalah kesalahan tampilan. Ia juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menerima informasi yang belum terverifikasi.

Sementara itu, seorang warga lainnya menyatakan kekhawatiran bahwa penguatan drastis rupiah akan memengaruhi harga emas dan barang impor. Untungnya, ia memverifikasi terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan bisnis.

Kejadian ini menunjukkan bahwa informasi keliru dapat berdampak luas—dari kebingungan publik hingga potensi kesalahan pengambilan keputusan finansial. Maka dari itu, verifikasi informasi menjadi sangat penting.

2. Pentingnya Sumber Informasi Resmi dalam Menilai Pergerakan Rupiah

Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya mengandalkan sumber informasi resmi seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan lembaga perbankan dalam memantau nilai tukar. Di era digital, kesalahan teknis atau hoaks mudah menyebar dan menimbulkan keresahan.

Sejumlah ekonom menilai bahwa kejadian seperti ini bisa berdampak negatif, terutama jika masyarakat belum memiliki literasi ekonomi yang memadai. Tampilan nilai tukar yang salah bisa memicu kesimpulan berlebihan, keputusan investasi yang terburu-buru, bahkan kepanikan di kalangan pelaku usaha.

Seorang investor dari Bandung mengungkapkan bahwa tanpa verifikasi dari sumber resmi, banyak orang bisa panik dan membuat keputusan keliru berdasarkan informasi yang tidak akurat.

Selain itu, kesalahan semacam ini juga bisa merugikan pelaku usaha, khususnya mereka yang bergelut di bidang ekspor-impor. Jika tidak cepat diklarifikasi, mereka bisa salah perhitungan dalam transaksi valuta asing.

Untuk mencegah dampak negatif di masa depan, masyarakat perlu membudayakan verifikasi informasi, terutama yang berkaitan dengan ekonomi dan keuangan. Dengan begitu, mereka bisa bersikap lebih bijak dan tidak mudah terpengaruh oleh gangguan teknis atau hoaks digital.

 

 

Komentar