Minggu, 26 Januari 2025 | 18:22
COMMUNITY

Metode Canggih Muslim Uighur Menanam Pohon Kurma di Gurun Pasir Xinjiang

Metode Canggih Muslim Uighur Menanam Pohon Kurma di Gurun Pasir Xinjiang
Kurma Xinjiang

ASKARA - Xinjiang adalah salah satu wilayah terbesar di China, kaya akan sumber daya alam, dan merupakan rumah bagi berbagai kelompok etnis, dengan mayoritas penduduknya adalah etnis Uighur. Sebagian besar orang Uighur adalah Muslim, dan mereka memiliki budaya, bahasa, serta tradisi yang khas. 

Perkebunan kurma di Xinjiang, Cina, merupakan contoh pertanian sukses di daerah gurun pasir yang kering. Muslim Uighur di Xinjiang telah berhasil mengembangkan cara untuk menanam pohon kurma di wilayah yang sebelumnya sulit ditanami. Berkat kombinasi antara pengetahuan tradisional, teknologi modern, serta adaptasi terhadap kondisi iklim yang keras, petani di Xinjiang berhasil mengembangkan cara untuk menanam pohon kurma dengan sukses.

Dengan pemanfaatan irigasi canggih, teknologi penyiraman, dan pengetahuan lokal, mereka berhasil menanam pohon kurma yang tidak hanya memberikan hasil pertanian yang baik, tetapi juga dapat menjadi bagian dari ekonomi lokal dan keberlanjutan lingkungan.

Dalam sebuah video, menceritakan bagaimana petani Xinjiang ini menanam kurma di gurun pasir yang gersang  yang selama ini menjadi salah satu sumber penghasilan mereka.

Untuk mengatasi irigasi di padang gurun, mereka memasang selembar jaring besi. Selama ada angin saat siang dan malam berganti kabut di udara akan terserap di jaring besi dan dibawah pengaruh gravitasi  dikumpulkan di dalam wadah untuk menjadi sumber air yang terus menerus buatan mereka. Karena tanah gurun sangat longgar. 

Oleh karena itu para petani yang cerdas mengembangkan penanaman dengan menyiram air dengan menggabungkan tiga langkah, menggali lubang, menanam pohon dan menyiram yaitu dengan memanfaatkan semburan dari pistol air.

Pertama, buatlah lubang sedalam 6 meter di gurun pasir. Kemudian segera memasukkan bibit ke dalam lubang yang sudah disiram langsung ditanam bibit kurma. ini adalah semangat pantang menyerah dari petani Xinjiang di lembah gurun yang awalnya tandus menjadi perkebunan kurma ribuan hektar. 

Namun kurma yang sudah ditanam susah payah ini, mereka tidak terburu-buru memetik, juga tidak dibawanya untuk dijual. Justru membiarkannya di pohon untuk pengeringan alami. Sehingga kandungan gula didalamnya perlahan lahan mengkristal. 

Barulah mereka memetik dan dikirim ke pabrik. Para pekerja secara manual akan memisahkan kurma yang busuk, kemudian  mesin membersihkan kotoran. Setelah selesai dilakukan semprotan bertegangan tinggi akan menghilangkan kotoran hingga bersih.

Kemudian mereka membawa ke mesin warna cerdas ini untuk menghilangkan kelebihan air pada kurma untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Hanya kurma berkualitas baik yang akan dibungkus untuk dijual.

Teknologi Dan Metode Penanamannya

Cara Petani Xinjiang Menanam Kurma di Gurun Pasir, yaitu:

1. Pemilihan Lokasi yang Tepat dan Teknologi Irigasi

Gurun pasir di Xinjiang memiliki suhu yang sangat tinggi di musim panas dan sangat rendah di musim dingin, dengan curah hujan yang sangat sedikit. Oleh karena itu, untuk berhasil menanam kurma, teknik irigasi yang efisien dan pemilihan lokasi yang tepat sangat penting.

Irigasi Tetes (Drip Irrigation): Salah satu teknologi yang digunakan adalah sistem irigasi tetes, di mana air disalurkan langsung ke akar pohon secara perlahan dan terkendali. Sistem ini mengurangi pemborosan air dan memastikan bahwa tanaman menerima pasokan air yang cukup meskipun di daerah yang sangat kering. Teknologi ini sangat efisien dalam pengelolaan sumber daya air yang terbatas.
  
Pengelolaan Sumber Daya Air: Di Xinjiang, sebagian besar air berasal dari saluran irigasi yang mengalirkan air dari sungai-sungai besar, seperti Sungai Tarim. Pengelolaan air yang cermat menjadi kunci utama keberhasilan pertanian di daerah ini.

2. Penggunaan Tanah yang Terawat dengan Baik

Tanah gurun pasir yang gersang dan kurang subur membutuhkan perhatian khusus agar dapat mendukung pertumbuhan tanaman seperti pohon kurma.

Penambahan Bahan Organik: Untuk meningkatkan kesuburan tanah, petani menggunakan pupuk organik dan bahan-bahan alami lainnya untuk memperbaiki struktur tanah. Hal ini membantu tanah lebih mudah menyerap air dan menyediakan nutrisi yang cukup untuk pohon kurma.

Pengelolaan Tanah yang Tepat: Teknik-teknik seperti pemanfaatan terasering atau pembangunan saluran untuk mengalirkan air dengan baik juga diterapkan untuk menghindari erosi tanah dan memastikan agar air tidak menggenang di tempat yang salah.

3. Penggunaan Bibit Kurma yang Tahan terhadap Iklim Kering

Pohon kurma adalah tanaman yang sangat toleran terhadap iklim kering dan panas. Namun, untuk memastikan keberhasilan penanaman di Xinjiang, petani memilih bibit kurma yang memiliki ketahanan lebih tinggi terhadap kondisi ekstrem.

Varietas Kurma yang Tahan Kekeringan: Beberapa varietas kurma yang digunakan di Xinjiang telah disesuaikan untuk dapat bertahan di wilayah yang panas dan kering. Misalnya, kurma jenis Deglet Noor  dan Medjool yang dikenal memiliki ketahanan lebih baik terhadap suhu tinggi dan kekeringan.

Penggunaan Stek dan Teknik Perbanyakan Vegetatif: Untuk mempercepat proses pertumbuhan dan memperbanyak jumlah pohon, petani juga menggunakan teknik perbanyakan vegetatif, seperti menanam stek pohon kurma yang sudah matang.

4. Penggunaan Teknologi Penyiraman yang Canggih

Selain sistem irigasi tetes yang disebutkan sebelumnya, teknologi penyiraman modern lainnya juga diterapkan untuk membantu dalam menanam kurma di gurun pasir.

Sistem Otomatis dan Pemantauan Jarak Jauh: Beberapa petani menggunakan sistem penyiraman otomatis yang dapat diprogram untuk memberikan pasokan air yang tepat pada waktu yang tepat. Dengan teknologi sensor dan pemantauan jarak jauh, petani dapat memantau kelembapan tanah dan memastikan bahwa pohon kurma menerima air yang cukup tanpa membuang-buang sumber daya.

5. Penggunaan Tanaman Peneduh dan Penghalang Angin

Di gurun pasir, angin kencang bisa menjadi masalah besar yang dapat mengeringkan tanaman dan merusak pohon-pohon muda. Oleh karena itu, petani sering menanam tanaman peneduh atau penghalang angin di sekitar pohon kurma untuk melindungi mereka dari angin yang dapat merusak pohon dan mengurangi kelembapan tanah.

Tanaman Peneduh: Tanaman seperti pohon acacia atau pohon piramida digunakan untuk memberikan naungan dan mengurangi kelebihan panas yang dapat merusak tanaman. Ini sangat penting, terutama pada musim panas yang ekstrem.
  
6. Adaptasi Budaya dan Tradisi Pertanian Lokal

Komunitas Muslim Uighur di Xinjiang memiliki pengetahuan tradisional yang telah diwariskan turun-temurun, yang mereka gabungkan dengan teknologi modern untuk menanam pohon kurma di gurun pasir.

Pengetahuan Tradisional tentang Pertanian: Masyarakat Uighur memiliki pemahaman yang mendalam tentang pertanian berbasis pengalaman dan pengetahuan lokal. Mereka tahu kapan waktu yang tepat untuk menanam pohon, bagaimana cara menjaga kelembapan tanah, serta cara mengatasi berbagai tantangan yang muncul selama proses pertanian.
  
Peran Komunitas dalam Pertanian: Di Xinjiang, banyak petani yang bekerja secara kolektif dalam kelompok atau komunitas, berbagi pengetahuan, alat, dan sumber daya untuk mencapai keberhasilan dalam bertani di kondisi yang keras. Kegiatan pertanian juga sering melibatkan kegiatan sosial dan keagamaan, yang memperkuat ikatan antara anggota komunitas.

7. Keberhasilan dan Tantangan

Meskipun tantangan besar seperti kondisi tanah yang gersang dan kekurangan air, teknik-teknik ini telah membawa hasil yang cukup mengesankan. Xinjiang telah berhasil menjadi salah satu penghasil kurma terbesar di China, dengan banyak kebun kurma yang tumbuh subur di wilayah gurun pasir ini.

Namun, masih ada tantangan besar, seperti perubahan iklim, kekeringan, dan pengelolaan sumber daya air yang dapat mempengaruhi keberlanjutan pertanian di daerah tersebut. Oleh karena itu, keberhasilan ini memerlukan inovasi berkelanjutan dalam teknologi dan manajemen pertanian.

Komentar