Rabu, 24 April 2024 | 15:48
OPINI

Politik Uang, Salahkah Hal itu?

Politik Uang, Salahkah Hal itu?
Ilustrasi Politik Uang (int)

Ini kejadian nyata. Saya alami baru-baru ini. Saat saya akan berkunjung ke suatu tempat, ada sebuah pertanyaan terlontar dari tokoh setempat.

"Bulan lalu ada yang datang. Memberikan uang. Nanti Bang Erwyn mau kasih berapa?"

Ada sebuah hasil survei menarik terkait Pengaruh politik uang dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Ini dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Hasilnya, 40 persen responden menerima uang dari peserta pemilu, namun tidak mempertimbangkan untuk memilih mereka. Lalu, 37 persen lainnya menerima uang dan mempertimbangkan untuk memilih yang memberikan.

Salahkah hal itu? Memvonis ini benar atau salah, tentu saja tidak pada tempatnya. Sebab tiada asap tanpa api. Perilaku demikian lahir juga akibat lakon politisi yang hanya membutuhkan masyarakat saat jelang pemilu. Didekati, diberi jilbab, sembako dan uang. Setelah itu ditinggalkan.

Masyarakat tentu saja sudah teramat cerdas. Perilaku politik semacam ini terus berulang setiap pemilu. Sehingga mereka memiliki alasan kuat untuk menerima uang yang diberikan.

Fenomena ini sudah pasti tidak sehat dan membuat biaya politik yang tinggi atau mahal. Para Politisi berkantong tebal saja yang pada akhirnya berpotensi menang. Sementara, banyak politisi yang memiliki kapasitas, kapabilitas, popularitas hingga elektabilitas terancam gagal. Sebab isi tasnya tidak mencukupi.

Kemampuan keuangan tentu saja tidak dapat diabaikan. Namun bukan menjadi faktor penentu atau penentu. Kita ingin demokrasi kita sehat. Gagasan, kemampuan, dan rekam jejak harus menjadi pertimbangan utama masyarakat dalam memilih.

Lalu dari mana kita bisa mengubah ini semua? Jika tidak bisa mengharapkan kelakuan segelintir politisi, kitalah yang menjadi agen perubahannya.

Jangan menoleransi politik uang. Suara kita terlalu murah jika hanya dihargai Rp 50 ribu atau Rp 100.000.

Sebab ketika pilihan politik kita dipengaruhi oleh uang, maka ada alasan kuat bagi politisi pemberi uang untuk meninggalkan kita setelah menang. Tentu kita tidak mau seperti itu, bukan?

Erwyn Kurniawan, Bakal Calon Anggota DPRD Kabupaten Bekasi Dapil 3 Tambun Selatan

Komentar