Jumat, 19 April 2024 | 17:03
NEWS

Pers Tanpa Lelah Dorong Optimisme Ekonomi Cepat Pulih

Pers Tanpa Lelah Dorong Optimisme Ekonomi Cepat Pulih
Seminar Peran Pers Terhadap Pemulihan dan Kebangkitan Ekonomi Indonesia (Dok. PWI)

ASKARA  - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) terus mendorong iklim investasi tetap kondusif dan sektor pariwisata agar berkembang, seiring dengan terkendalinya pandemi COVID-19.

Untuk itu, media massa dan insan pers diharapkan turut menyebarkan optimisme di tengah masyarakat dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional.

"Kita lihat di luar negeri, media memberitakan tentang resesi sehingga terjadi kepanikan di masyarakat. Pengusaha menahan ekspansi usahanya, sebagian nasabah berbondong-bondong menarik dana di bank," ujar Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir dalam 'Seminar Peran Pers Terhadap Pemulihan dan Kebangkitan Ekonomi Indonesia' yang diinisiasi PWI Pusat di Jakarta, Kamis, (27/10).

Menurut dia, seluruh komponen masyarakat termasuk pers, perlu berkontribusi untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional pascapandemi. Meski di sisi lain, tantangan ekonomi dan krisis global terus membayangi perekonomian di Tanah Air.

"Lockdown atau pembatasan skala kecil seperti kita PPKM membuat aktivitas ekonomi menjadi terhenti karena orang berada di dalam rumah," ulas Iskandar. 

Ketika semua orang di rumah maka sulit memproduksi barang. "Tidak mungkin kita melalui Zoom atau seminar seperti sekarang. Sehingga akhirnya apa yang terjadi, disrupsi," lanjut dia.

Agar perekonomian terus berjalan pada masa pandemi COVID-19, pemerintah mengambil sejumlah langkah di antaranya implementasi UU Cipta Kerja, pemberian stimulus fiskal, hingga optimalisasi tim pengendali inflasi di tingkat pusat dan daerah.

"Sekali lagi peran media dibutuhkan untuk mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah agar tata kelolanya dalam jalur yang benar," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesis (PWI) Pusat, Atal S Depari mengurai, menuju pemulihan ekonomi, saat ini justru dihadapkan ancaman dunia yang serius. Konflik geopolitik pascapandemi telah memicu berbagai krisis. Dunia diliputi ketidakpastian dan kegelapan.

"Kondisi hari ini membuat banyak sektor harus siaga penuh dalam mempersiapkan keadaan terburuk yang mungkin dapat hadir," ujar Atal dalam sambutan pembukanya.

Selain itu krisis keuangan, pangan, dan energi global yang terjadi sekarang ditambah dengan tekanan inflasi menjadikan dunia dibayangi dengan ancaman resesi.

Dengan adanya ketidakpastian yang terutama diakibatkan oleh The Perfect Storm, sejumlah lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2023 berada pada kisaran 2,3 persen-2,9 persen. Proyeksi tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun 2022 yang berada pada kisaran 2,8 persen - 3,2 persen.

"Dengan kondisi demikian, tentu Indonesia juga harus hati-hati dan waspada," ucap Atal.

Meski kinerja ekspor Indonesia diperkirakan akan terpengaruh, lanjut Atal, Asian Development Bank (ADB) masih optimististis dengan kinerja perekonomian Indonesia. Sebab, pemulihan ekonomi Indonesia dianggap masih berada pada jalurnya.

"Berbicara mengenai ancaman krisis, pasti kita sebagai makluk hidup membutuhkan makan, jadi sudah sepantasnya kita mempertanyakan bagaimana pemerintah mempersiapkan, menghindarkan negara kita dari krisis pangan," tutur Atal.

Atal menegaskan, PWI Pusat sebagai organisasi yang menaungi puluhan ribu wartawan dari seluruh Indonesia ingin menjalankan peran strategis pers. Salah satunya mendorong optimisme dan memberikan dukungan kepada pemerintah serta pelaku multisektor industri di Indonesia.

"Kegiatan seminar ini merupakan bentuk konkret dukungaan organisasi pers. Kami ingin mempertegas peran kami sebagai bagian dari pers Indonesia untuk terus tanpa lelah berusaha membantu pemerintah menyelesaikan dan menghadapi tantangan-tantangan bangsa ke depan di berbagai sektor," terang Atal.

"Mari terus jaga optimisme, yakin bahwa ancaman-ancaman itu hanyalah kata. Ekonomi Indonesia optimis pulih, optimis bangkit," seru Ketum PWI Pusat, menambahkan.

Seminar ini menghadirkan sejumlah pakar ekonomi sebagai pembicara, seperti Kepada Badan Pangan RI, Arief Adi Prasetyo yang diwakilkan; Dirut PT. Bank Tabungan Negara, Heru Koesmahargyo yang juga diwakilkan; Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad; dan Dirjen IKP Kominfo RI, Usman Kansong.

Sekjen PWI Pusat Mirza Zulhadi menceritakan, ketika awal pandemi merebak, muncul pilihan dilakukan lockdown atau tidak. Hal ini memicu keributan di ruang redaksi. 

"Kita melihat kebijakan pemerintah seperti apa mengambil parsial lockdwon. Saat itu pers masih agak ragu-ragu keberhasilan kebijakan pemerintah saat itu mengenai pengaruhnya terhadap perekonomian," ulasnya.

Namun, sekarang bisa dilihat kebijakan pemerintah itu membuahkan hasil. Artinya, ada optimisme tumbuh di dalam perekonomian Indonesia ke depan dengan melihat berbagai data.

"Optimisme ini harus terus didorong agar menumbuhkan keyakinan masyarat. Dalam ekonomi makro, keyakinan masyarakat itu penting, perlu tumbuh mendorong dinamika ekonomi," kata Mirza.

Menurutnya, kebijakan ekonomi pemerintah di tengah hantaman pandemi, sudah on the track. Bahkan, mendapat pujian dari lembaga internasional seperti Bank Dunia.

"Mudah-mudahan betul, ini betul bukan berdasarkan data perdukunan, tapi akurat. Kita bisa yakin bahwa ekonomi sudah mulai bergerak, keyakinan masyarakat meningkat," ucapnya.

Bagi pers, kebijakan pemerintah melalui berbagai program stimulus, subsidi dan lain-lain yang ditujukan kepada 40 persen golongan pendapatan terbawah sementara ini sudah tepat sasaran.

"Ini yang mungkin menjadi tujuan akhirnya pertumbuhan ekonomi yang nantinya tidak dinikmati sekelompok orang yang punya kapital. Dari pers kita jaga terus. Kebijakan on the track akan kita lihat, kalau tidak betul dikritisi," tegasnya.

Pers, jelas Mirza, berkomitmen untuk mengawal kebijakan pemerintah yang memang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. "Mungkin ada satu hal yang perlu dicermati yaitu sebentar lagi kita akan pemilu, jor-joran dana ke sana dan seperti apa dampaknya, pers akan melihat apa yang terjadi berefek negatif terhafap pertumbuhan yang sudah on the track," pungkasnya.

Acara ini terselenggara berkat dukungan dari Mitra Persatuan Wartawan Indonesia diantaranya: PT Pertamina (Persero), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT. Perusahaan Gas Negara Tbk, PT Jasa Marga (PERSERO) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT. Danareksa (Persero).

Komentar