Minggu, 19 Mei 2024 | 09:15
NEWS

Muhammadiyah Bereaksi Pengusiran UAS, Minta Singapura Jelaskan ke Rakyat Indonesia

Muhammadiyah Bereaksi Pengusiran UAS, Minta Singapura Jelaskan ke Rakyat Indonesia
Ustaz Abdul Somad (Dok riausky)

ASKARA - Permintaan agar Pemerintah Singapura menjelaskan ihkwal pengusiran Ustaz Abdul Somad (UAS) disampaikan Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas. 

Seperti diketahui, UAS) ditahan pihak Imigrasi Singapura dan dideportasi ke Indonesia melalui Batam, Kepulauan Riau.

UAS menggugah sebuah foto dirinya mengenakan masker putih serta memakai baju koko warna abu-abu, serta topi hitam.

UAS juga mengunggah video suasana ruangan yang ia tempati. Foto dan video tersebut diunggah pada Senin (16/5) sekitar pukul 22.00 WIB.

"Muhammadiyah meminta pemerintah Singapura agar bisa menjelaskan dengan sejelas-jelasnya kepada rakyat Indonesia tentang apa yang telah menjadi penyebab sehingga pemerintah Singapura menetapkan not to land atau tidak boleh mendarat kepada UAS dan mendeportasinya," pinta dalam keterangan resminya, Selasa (17/5).

Anwar mengaku, sangat menyesalkan tindakan pemerintah Singapura yang melarang UAS masuk ke negara tersebut.

Anwar juga mempertanyakan kriteria atau persyaratan apa saja yang tak dipenuhi UAS sehingga dideportasi oleh pemerintah Singapura. 

Baginya, penjelasan dari pemerintah Singapura sangat ditunggu agar tak merusak hubungan baik antara kedua negara yang terjalin selama ini.

"Ini penting dijelaskan oleh pemerintah Singapura agar tidak merusak hubungan baik di antara kedua negara yang telah terbangun," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, UAS kemudian meminta Duta Besar Singapura di Indonesia menjelaskan alasan dirinya bersama keluarga dilarang masuk ke negara tersebut. 

Kata UAS, petugas Imigrasi Singapura tak mampu menjelaskan alasan dirinya dideportasi.

"Itu lah yang mereka tidak bisa jelaskan. Pegawai Imigrasi tak bisa jelaskan, jadi yang bisa jelaskan mungkin Ambassador of Singapura in Jakarta," kata UAS dalam video di kanal YouTube Hai Guys Official, Selasa (17/5).

"You have to explain to our community. Why did your country, your government reject us? Why did your government deport us? Kenapa? Apakah karena teroris. Apakah karena ISIS? Apakah karena bawa narkoba? Itu harus dijelaskan," lanjut UAS. 

UAS menceritakan momen sebelum dideportasi. Mulanya, UAS bersama keluarga dan sahabat hendak berkunjung ke Singapura untuk berlibur dan tiba pada Senin (16/5) siang.

Seluruh berkas untuk masuk ke negara itu sudah lengkap. Saat proses pemeriksaan, istri, anak serta sahabat UAS diizinkan masuk. Namun seorang petugas menarik dirinya.

"Jadi begitu saya mau keluar, ada pegawainya yang bawa tas saya, saya disuruh duduk di pinggir jalan dekat imigrasi. Tas ini sebetulnya tas ustazah, isinya keperluan bayi. Jadi maksud saya mau kasih tas ini kepada ustazah yang udah lepas di sana," terang UAS.

Petugas, kata dia, tak mengizinkan tas yang dibawanya melewati imigrasi. 

"Padahal orang ada di situ. Jadi luar biasa juga orang Singapura ni. Tas pun tak dikasihnya, untuk bayi pun tak dikasih," ujarnya.

Petugas itu pun bertanya kepadanya soal kunjungan ini. UAS mengaku datang bersama keluarga dan sahabat untuk berlibur. Namun, petugas itu justru menjemput rombongan UAS yang awalnya telah diizinkan masuk.

Mereka pun dibawa ke dalam ruang pemeriksaan imigrasi. Petugas itu, kata UAS, memisahkan ruang antara dirinya dengan rombongan.

"Saya dimasukkan ke dalam ruangan, lebar semeter, panjang dua meter, pas macam liang lahat. Satu jam saya di situ," ucapnya.

Sejam di ruangan itu, ia kemudian dipindahkan dan bergabung dengan rombongannya. Mereka ditahan beberapa jam sebelum akhirnya dipulangkan ke Indonesia.

"Setengah lima sore, kapal terakhir baru dipulangkan. Memang lah orang ini luar biasa," jelasnya.

Komentar