Sabtu, 27 April 2024 | 11:05
NEWS

Ini Penyebab Naiknya Harga Bahan Pokok Menurut Tenaga Ahli KSP

Ini Penyebab Naiknya Harga Bahan Pokok Menurut Tenaga Ahli KSP
Pasar Tradisional (Beritasatu.com)

ASKARA - Sebab naiknya harga bahan pokok di Tanah Air salah satunya lantaran ketidakpastian global akibat pandemi Covid-19.

Hal itu dikatakan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Edy Priyono. Kata dia, konflik Rusia dan Ukraina, berbagai kebijakan di negara maju, hingga cuaca, turut memicu kenaikan harga berbagai komoditas di pasar global. Termasuk, bahan pangan dan energi.

"Jika kondisi ini terus berkelanjutan bisa menyebabkan terjadinya peningkatan inflasi, penurunan daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi, serta memberi tekanan fiskal," ungkap Edy, dalam keterangannya, Selasa (17/5).

Menurut pandangan Edy, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) banyak digunakan untuk menyediakan dukungan bantuan sosial bagi masyarakat. Khususnya, kelompok tidak mampu.

Ia menyatakan pengurangan jumlah uang beredar di negara maju dapat menekan pelemahan rupiah. Hal ini berisiko pada meningkatnya tingkat bunga.

Dengan berbagai risiko global yang muncul, kata dia, pemerintah Indonesia mampu melanjutkan tren perbaikan yang konsisten. 

Edy menyebut data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia tumbuh kuat sebesar 5,01 persen pada triwulan I 2022.

Dia mengatakan pertumbuhan perekonomian tersebut ditopang oleh peningkatan permintaan domestik dan terjaganya kinerja ekspor. Aktivitas ekonomi seputar Lebaran yang bergairah juga turut berkontribusi.

Meskipun harga-harga kebutuhan pokok naik, kata dia, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,34 persen (year to year). Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang pertumbuhan pada triwulan IV 2021 sebesar 3,55 persen (year to year) .

Menurut penilaian Edy, pertumbuhan konsumsi rumah tangga didukung kebijakan pelonggaran mobilitas seiring dengan terkendalinya pandemi dan berlanjutnya akselerasi vaksinasi. Faktor lainnya, percepatan penyaluran perlindungan sosial untuk memberikan dorongan bagi penguatan daya beli masyarakat.

Namun, Edy mengatakan penguatan konsumsi rumah tangga turut berkontribusi pada meningkatnya inflasi pada April 2022 sebesar 0,95 persen (month to month) atau di bawah 3,47 persen (year to year). Tingginya inflasi bertepatan dengan momen Ramadan 2022 yang secara siklus terjadi peningkatan permintaan.

Edy optimistis prospek perekonomian Indonesia tetap kuat. Pasalnya, pemerintah terus melakukan akselerasi dan perluasan vaksinasi, pembukaan sektor-sektor ekonomi dan memberikan berbagai stimulus berupa bantuan sosial kepada masyarakat.

Lembaga survei Indikator Politik mempublikasi tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin 58 persen. Terjadi penurunan 6 persen dari survei sebelumnya yang mencapai 64,1 persen. Penurunan drastis itu bersumber dari isu kenaikan harga bahan pokok.

Komentar