Pernikahan Beda Agama di Gereja Viral, Ini Penjelasan Gus Baha
ASKARA - Pernikahan beda agama yang dilakukan sejoli di Kota Semarang, Jawa Tengah viral di media sosial.
Pernikahan tersebut dilakukan dengan pemberkatan di gereja dan akad nikah di sebuah hotel. Dalam foto yang diunggah Konselor Pernikahan Beda Agama Ahmad Nurcholis, terlihat sepasang pengantin tengah menjalani prosesi pernikahan di sebuah gereja.
Di antara kedua mempelai itu ada seorang pastor. Pengantin perempuan dalam video itu tampak memakai hijab, sedangkan mempelai prianya mengenakan jas hitam.
Kiai Haji (KH) Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjelaskan terkait aturan pernikahan beda agama berdasarkan ayat Alquran. Gus Baha menyampaikan penafsiran Alquran Surah Al Maidah Ayat 5.
Dikatakan Gus Baha, secara teks asli Alquran perempuan Ahli Kitab yang berasal dari Yahudi dan Nasrani boleh dinikahi oleh seorang Muslim.
"Bukan sebaliknya, prianya berasal dari Yahudi maupun Nasrani, lalu perempuannya Islam," terang Gus Baha dalam video yang diunggah akun Youtube Ngaji Online, dikutip Selasa (8/3).
Ulama asal Rembang itu menjelaskan, seorang pria dalam sebuah rumah tangga adalah kepala keluarga yang diikuti oleh istri dan anaknya.
"Makanya, Anda ngaji Fiqih (hukum Islam) sampai mati pun tidak akan ada dalil yang membolehkan pernikahan beda agama secara total, tetap yang dibahas perempuan," jelasnya.
Gus Baha kemudian menjelaskan sejumlah hasil ijtihad ulama soal pernikahan beda agama. Menurutnya, Imam Syafi'i sangat ketat mengenai perempuan Ahli Kitab yang diperbolehkan untuk dinikahi.
Imam Syafi'i, kata Gus Baha, memberi penjelasan bahwa kriteria perempuan Ahli Kitab yang boleh untuk dinikahi adalah yang masih "murni" imannya.
"Murni itu maksudnya apa? Ulama klasik memaknainya sebagai iman kepada Tuhan yang tauhidnya belum tercampuri, yang imannya masih lurus. Bukannya itu sama dengan Islam (pengertian secara luas, red)?" katanya.
Ia menjelasnya dalam Alquran Surah Al Maidah Ayat 5 ini menunjukkan bahwa, Islam yang paling anti bukan terhadap penganut agama lain, tetapi kepada yang tidak memiliki agama.
"Meski secara akidah Alquran melawan ajaran Yahudi maupun Nasrani, tetapi dalam banyak hal juga diakui. Karena memang lebih baik memiliki keyakianan tentang Tuhan dari pada tidak," tandasnya.(jpnn)
Komentar