Jumat, 17 Mei 2024 | 21:56
NEWS

Sosok Gus Dur Sang Pejuang Kemanusiaan

Sosok Gus Dur Sang Pejuang Kemanusiaan
Dok Istimewa

ASKARA – Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo, menyatakan Presiden Keempat RI, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, adalah pejuang kemanusiaan yang patut diteladani oleh bangsa Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Benny dalam forum “Testimoni dan Doa Bersama untuk Gusdur” yang diadakan secara yang diadakan secara hybrid dan diselenggarakan oleh POSNU, Kabardamai, PKPMI, ICRP, dan Perkumpulan AMERTA, Kamis (30/12).

“Saya berjumpa dengan beliau (Gus Dur) pada tahun 1996, dimana terjadi pembakaran gereja di Situbondo, dan dikenalkan oleh Almarhum Romo Mangun. Gus Dur selalu menjaga totalitas perdamaian dan berusaha bagaimana konflik agama tidak terjadi dan menyebar luas,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa Romo Benny itu menyatakan, Gus Dur memberikan contoh-contoh hidup tanpa kekerasan dan penuh kedamaian.

“Menurutnya, Indonesia harus menjaga keragaman dan kemajemukan sehingga terjadi perdamaian,” ucapnya.

Dia pun memberikan pernyataan bahwa upaya Gus Dur menjaga perdamaian adalah dengan hidup menjaga konstitusi bangsa dan negara Indonesia.

“Tegasnya Gus Dur adalah menjaga setiap hak dan kewajiban warga negara. Dia terus memperjuangkan hak asasi manusia dan selalu tanpa kekerasan. Saat lengser pun, (Gus Dur) tidak mau memakai kekerasan,” jelasnya.

Inti dari perjuangan Gus Dur, menurut Romo Benny, adalah pelayanan.

“Menurut Gus Dur, kekuasaan yang dimiliki adalah menjadi pelayanan bagi kemanusiaan. Politik pun menjadi politik hati nurani, bukan kekuasaan. Dan kekuasaan untuk pelayanan. Itulah Gus Dur,” lanjutnya.

“Kita kehilangan pejuang hak asasi manusia dan seorang yang dapat kita teladani; seorang beriman karena memperjuangkan kemanusiaan. Menurut Gus Dur, mencintai Tuhan berarti mencintai sesama manusia,” sebut Romo Benny. 

Romo Benny pun menekankan bahwa Gus Dur adalah Bapak Demokrasi Indonesia. Dia juga mengajak bangsa Indonesia untuk mengenangnya dengan tetap melakukan gerakan kemanusiaan, persaudaraan, dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.

“Pancasila adalah sumber dari segala sumber yang menyatukan kita. Lewat guyonan, (Gus Dur) selalu mengingatkan, saat beriman, maka agama itu nyaman satu dengan yang lain. Dengan guyonan, kita bisa memanusiakan satu dengan yang lain,” katanya.

Romo Benny pun menutup sesinya dengan mengajak seluruh peserta dan bangsa Indonesia untuk meneladani Gus Dur sang pejuang kemanusiaan.

“Semoga kita semua meneladani Gus Dur, meneladani pejuang, dengan menegakkan konstitusi dan Pancasila sebagai hukum tertinggi di Indonesia,” tutupnya.

Hadir juga dalam acara tersebut perwakilan-perwakilan dari berbagai agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia, seperti Mohammad Raqib (Rektor UIN Saizu Mojokerto), Gomar Gultom (Ketua PGI) dan Biksu Lianhong.

Komentar