Rabu, 24 April 2024 | 22:18
NEWS

Jatim, Kaltim dan Kalsel Berbagi Medali Emas Gulat

Jatim, Kaltim dan Kalsel Berbagi Medali Emas Gulat
Medali Emas Gulat (Dok Istimewa)

ASKARA - Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan berbagi satu medali emas dari tiga kelas gaya bebas putra cabang olahraga gulat yang dipertandingkan di GOR Head Sai, Merauke, Papua, Senin (11/10) malam. 

Dengan demikian, Jatim sukses mempertahankan dominasinya, sementara Kaltim dan Kalsel menggusur Banten di posisi ketiga.

Rangkaian pertandingan final kelas 57 kg, 65 kg dan 74 kg gaya bebas putra yang disaksikan langsung Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman dan Kabinpres PP PGSI Gusti Randa tersaji menarik dan dimanis. 

Medali perunggu akhirnya didapat Rendy Aditya S dari Kalimantan Selatan, yang unggul angka atas Fadli H (Papua), meski lalu menyulut ketidakpuasan ofisialnya.

Kaltim memecahkan kebuntuan perolehan medali emasnya dari keberhasilan Zainal Abidin yang sukses mengungguli andalan Jatim, Puji Prastiyo. Pertandingan berlangsung ketat, dimenangkan Zainal Abidin dengan skor 3-0 setelah bermain selama dua ronde dengan masing-masing tiga menit. 

Medali perunggu untuk Debi Haryanto dari Bengkulu yang berhasil mengalahkan pegulat Kalsel, M.Seman. Walau skor akhir seri-, 4-4, Debi Haryanto dinyatakan sebagai pemenang karena mereebut dua poin terakhir.

Dalam olahraga gulat jika kedua pegulat memperoleh angka yang sama maka yang memperoleh angka terakhir yang akan menjadi pemenang.

Di final kelas 65 kg, Arbainsyah sukses membendaharakan medali emas pertama untuk daerahnya, Kalsel. Arbainsyah menang meyakinkan dengan skor 8-0 atas pegulat Sumbar, Heru Fernandes.  

Perunggu untuk Ardiansyah (Kaltim), setelah mengalahkan Aji Hakiki (Banten) untuk kedua kalinya dengan skor 12-2 di babak pertama. Pertandingan tidak dilanjutkan karena Ardiansyah sudah unggul 10 poin atas Aji Hakiki. Sebelumnya mereka sudah bertemu di babak penyisihan dan Ardiansyah menang dengan selisih skor yang cukup jauh.

Terakhir, di kelas 74 kg, medali emas untuk Rahmat Hadi W (Jatim) setelah mengunguli Gilang Ihza (Sumbar) dengan skor 8-0. Perunggu untuk Rendy Aditya (Kalsel).

Pada Selasa (12/10), akan diperebutkan kembali tiga medali emas dari kelas 86 kg, 97 kg dan 125 kg, dengan masing-masing enam peserta di setiap kelasnya, dengan pegulat Jatim, Kalsel, serta Jabar dan Kaltim bersaing keras.

Menyusul tuntasnya perebutan tiga medali emas dari kelas 57 kg, 65 kg dan 74 kg gaya bebas putra, Jatim sukses mempertahankan posisinya dalam klasemen sementara perolehan medali gulat. 

Dari Sembilan medali emas yang sudah diperebutkan, tim gulat Jatim mengumpulkan 4-3-1 medali. Tetap dibayangi Jabar dengan 2-1-0. Kaltim dan Kalsel menyodok Banten. Di urutan ketiga, Kaltim dengan 1-1-4, disusul Kalsel 1-0-2. Berikutnya, Banten 1-0-0,  Sumbar 0-3-1, Jambi 0-1-0, dan Bengkulu 0-0-1.

Yakin Tambah Medali

Hartono, Sekjen Pengprov PGSI Jatim, mengapresiasi keberhasilan para  pegulatnya. 

“Sejauh ini masih on the track, sesuai harapan kami untuk membawa pulang tujuh dari 14 medali emas yang diperebutkan,” katanya, Senin (11/10).

Dari tujuh medali yang ditargetkan, tiga di antaranya dari sektor putri, separuh dari enam medali emas. Yakni, melalui Shintia Arfenda di kelas 50 kg, Candra Marimar di kelas 53 kg, dan Varadisa Septi di kelas 76 kg. 

“Putri sesuai harapan, hanya yang agak di luar dugaan keberhasilan Candra Marimar itu, sebab yang kita perhitungkan adalah Mutiara Ayuningtyas di kelas 62kg,” jelas Hartono, yang juga Wakil Binpres PP PGSI.

Mutiara Ayuningtyas, pegulat nasional dan andalan di Asian Games 2018 lalu, hanya berhasil menyumbang perunggu di kelas 62 kg setelah mengungguli Siti Aliyah dari Jateng. Ayu, peraih emas di PON Bandung dan juara Pra PON, diungguli peraih medali emas Kharima Tantri Herlina (Jabar) di babak semifinal.

Candra Marimar di kelas 53 mengungguli Annisa Safitri dari Kaltim, sementara Candra Marimar mengalahkan pegulat nasional Eka Setiawati dari Jabar. 

“Candra Marimar tidak ikut Pra PON di Jakarta, sementara Mutiara Ayu memang turun kelas,” terang Hartono.

Di luar dugaan, kegagalan Puji Prastiyo di kelas 57kg, sementara keberhasilan Rahmat Hadi W di kelas 74kg sudah sesuai harapan.

“Puji dan Rahmat Hadi itu sama-sama kuat. Puji bahkan juara bertahan PON XIX 2016, Bandung, dan juga juara Pra PON di Jakarta,” terang Hartono.

Hartono menyebutkan, Jatim berpeluang menambah perolehan medalinya dari tiga kelas gaya bebas putra yang dipentaskan Selasa (12/10), yakni kelas 86 kg, 97 kg dan 125 kg.

Komentar