Jangan Ajari Orang Madura "Membangkang"
Sudah hampir sepekan ini, Madura di "isolasi". Yang ber KTP Madura khususnya Bangkalan, diperketat "tidak boleh keluar", yang dari luar pun sebaliknya, di "persulit" masuk Madura.
Bangkalan Zona Hitam ! Begitu kata mereka. Seakan-akan klaim itu terdengar menyeramkan.
Dianggap Bangkalan itu "sarang" virus Covid-19 ! MasyaAllah, Innalillah. Jelek sekali stempel itu.
Status istilah Zona ini l, saya teringat beberapa waktu yang lalu, muncul dibeberapa kawasan daerah Kabupaten Kota, termasuk Provinsi DKI Jakarta, juga Surabaya sebagai Kota Metropolitan.
Bahkan kita saksikan bersama, saat itu perang terbuka antara Walikota Bu Risma dan Gubernur Khofifah tak terelakkan. Entah siapa yang kalah, atau siapa yang mengalah, atau siapa yang menang, tiba-tiba istilah status Zona Merah dan Hitam, kedua kota Metropolitan itu saat ini tak terdengar lagi... Kenapa ? Ada Apa ?.
Dalam sepekan ini, Madura khususnya Bangkalan sebagai Pintu Gerbang Madura, di bombardir status menyeramkan. Zona Hitam !
Seakan-akan yang tampak kepermukaan, masyarakat Madura khususnya yang berada di Pintu Gerbang Madura ini, biangkerok penyebaran Covid-19.
Padahal, kita semua tahu, hampir dipastikan, masyarakat Madura Khusus nya yang di Bangkalan ini 99,99% masyarakat nya sehat. Tidak seseram istilah dan opini yang dibangun media dan oleh orang2 yang punya kepentingan "khusus" kepada Madura.
Saya, termasuk dalam 2 atau 3 hari ini mulai protes keras, mulai ikut bersuara. Juga ikut angkat bicara : "Segera Cabut, Istilah Zona Merah, Hitam ini".
Jangan ajari Masyarakat Madura yang dikenal patuh, tawadlu', sopan santun dan andap ashor ini melakukan "pembangkangan" secara massif.
Jangan ajari masyarakat madura yang dikenal sangat patuh aturan ini, melakukan "perlawanan sosial".
Kita, orang Madura yang saat ini berada di Madura, khususnya Bangkalan sebagai wilayah paling barat dan sebagai "pemilik" Pintu Gerbang Madura, melakukan tindakan2 yang berujung pada instabilitas politik dan sosial.
Masyarakat Madura sangat dikenal patuh kepada para Pemimpinnya, sangat patuh pada Kyai nya !. Segera Cabut Istilah Zona Merah dan Hitam itu !, Sebelum semuanya terlambat !
Ini Pendholiman Sistematis !, Ada kepentingan apa dibalik status klaim ini...?
Sudah rahasia umum, anggaran COVID-19 ini menjadi "bancakan" kelas-kelas khusus. Berapa Miliar Dana yang dianggarkan, menguap dan bahkan banyak penyelewengan2. Bahkan banyak terindikasi "merampok" uang rakyat dengan dalih berlindung dibalik situasi "mencekam" penyebaran COVID-19.
Ini tidak adil !, Masyarakat Madura khususnya Bangkalan jangan diajari melakukan upaya sendiri2, melakukan hal-hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak, ketika masyarakat berada didalam posisi ditekan, dikebiri, didholimi, dan bahkan distatuskan bahwa si A itu meninggal karena COVID-19, si B itu positif Corona, si C itu terpapar, dll dll tanpa ada tahapan2 yang jelas, transparan dan legal. Ini jelas semakin menimbulkan keresahan sosial.
Masyarakat Madura itu patuh aturan, patuh kepada Pemimpinnya, apalagi kepada Kyai2 nya, Guru-gurunya. Klaim status Zona ini, klaim Data yang sangat tidak berdasar. Harus segera dihentikan dan dicabut !
Kepada semuanya ! Khusus nya kepada orang2 yang punya kepentingan2 khusus kepada Madura. Kita ini masyarakat yang patuh aturan, senyampang aturan itu benar2 adil dan sejahtera untuk masyarakat dan rakyatnya. Jangan berlindung dibalik situasi yang sengaja dibikin mencekam, seakan-akan Masyarakat Madura ini penyebar Virus Corona.
Saya termasuk yang menolak keras Istilah Zona Merah, Zona Hitam tersebut. Apalagi dalam satu dua hari ini, muncul Edaran surat yang ditandatangani Satgas COVID-19 di Kecamatan Geger, yang intinya ada pelarangan hajatan, kendurenan, Imtihanan, Tahlilan, Yasinan, Walimahan, dan lain-lain sejenis terkait kegiatan kemasyarakatan. Tanpa ada proses legal, proses sosialisasi kepada masyarakat, tiba2 muncul larangan2 tersebut.
Saya hanya mengingatkan kita semua, jangan biarkan berlarut-larut situasi yang seperti ini. Segera Buka Pintu Masuk SURAMADU, biarkan Madura khususnya yang berada di wilayah Kabupaten Bangkalan sebagai pintu gerbang Madura perlahan-lahan berjalan normal seperti biasa, jangan persulit Orang Madura keluar dan sebaliknya, yang dari luar silahkan bisa normal masuk Madura. Madura Sehat-sehat saja, Normal seperti biasa nya. Tidak seseram yang ada dalam pemberitaan media massa, baik medsos maupun media cetak elektronik saat ini.
Terima kasih atas perhatian semuanya, mohon maaf atas segala kekhilafan. Wal 'Afwu Minkum. HadanaAllah wa Iyyakum. Wallahul Muwaffiq ila Aqwamit Tharieq
Pesantren Kombangan, Rabu 9 Juni 2021
Fawaid Abdullah (@Abahlora Channel)
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Aula Kombangan Bangkalan Madura
Pendiri & Ketua Umum Gerakan Nasional Generasi Indonesia Bersarung-GIB Pimpinan Pusat Koordinasi Nasional
Komentar