Uji Coba Sekolah Tatap Muka, Kesehatan Murid Dilaporkan Setiap Dua Pekan
ASKARA - Pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka di Jakarta mulai berlangsung hari ini hingga Jumat (29/4) mendatang. Kegiatan itu melibatkan 85 sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan.
Seluruh sekolah tersebut sudah lolos penilaian dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta seperti sarana prasarana protokol kesehatan hingga kondisi kesehatan guru dan tenaga pendidik lainnya.
Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sonny Juhersoni menyebut, peserta didik yang mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka di hari pertama dalam kondisi sehat. Mengingat, Pemprov DKI mewajibkan pihak sekolah untuk melaporkan kondisi kesehatan peserta didik sebelum uji coba dilaksanakan.
"Bahkan ke depannya pihak sekolah harus melaporkan kondisi kesehatan para peserta didik setiap dua minggu sekali melalui aplikasi Jakarta Kini (Jaki)," katanya di Jakarta, Rabu (7/4).
Menurut Sonny, laporan tersebut merupakan rekapitulasi dari skrining kondisi kesehatan yang dilakukan sekolah setiap hari.
"Kalau dari sekolah itu setiap hari skriningnya melalui Google Form untuk mengetahui anak itu sehat atau tidak. Nah kalau setiap dua minggu itu melalui aplikasi Jaki. Kalau anak tidak sehat tidak boleh ke sekolah," tuturnya.
Sonny menuturkan, para peserta didik tidak pergi ke sekolah selama lima hari berturut-turut namun selang seling dengan tetap mengikuti pembelajaran secara daring.
"Saat di rumah, orang tua diharapkan bisa mendampingi anaknya belajar dari rumah secara daring," katanya.
Dalam uji coba pembelajaran tatap muka diharapkan orang tua bisa bekerja sama dengan guru mengontrol kondisi kesehatan anak didik.
"Jadi, sekarang ini metodenya blended learning ya lebih tepatnya bukan PTM (pembelajaran tatap muka). Karena selang-seling, hari ini belajar di sekolah besok belajar online di rumah. Jadinya orang tua memang harus sering komunikasi sama guru," jelas Sonny.
Komentar