ASKARA - Peristiwa pohon tumbang di Tanjung Balai, Sumatra Utara (Sumut) menggegerkan masyarakat dan menimbulkan spekulasi dugaan soal penyebabnya. Mengingat pohon itu dapat kembali berdiri, namun hal itu bukan gara-gara mistis.

Lurah Sei Merbau, Fahrurrozi meminta warga tak mengaitkan kejadian pohon tumbang tersebut dengan mistis. Demi kesalamatan, warga juga tak mendekat ke pohon yang terletak di Kelurahan Sei Merbau, Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjung Balai itu.
 
"Saya sudah imbau warga sekitar untuk tidak mendekat dulu ke pohon itu dan tidak percaya dengan hal-hal mistis terkait pohon itu," kata Rozi kepada wartawan, Selasa (6/4).

Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Lingkungan Hidup setempat telah mengecek kondisi pohon itu. Serta mengakaji secara ilmiah untuk tidak dikaitan dengan mistis.

Dia belum menjelaskan apakah pohon tersebut bakal ditebang atau tidak. "BPBD dan pihak Lingkungan Hidup turun. Agar sisa pohon tumbang ini bersih dari lokasi," tuturnya.

Rozi menyebut pohon berukuran besar itu tumbang pada Rabu (31/3). Pohon raksasa berjenis jabi-jabi itu tumbang dan berdiri lagi. Pohon tersebut berada di Lingkungan IV, Sei Merbau, Teluk Nibung, Tanjungbalai, Sumut.

Pohon tersebut tumbang setelah diterpa hujan disertai angin kencang. Ada lima rumah warga yang rusak akibat tertimpa pohon.

Sebelumnya, Rozi mengatakan ketiga warga menjadi korban saat melakukan gotong-royong membersihkan pohon yang tumbang menimpa sekitar lima rumah milik warga.

Pohon itu berdiri lagi diduga karena, beban pohon di bagian dahan dan rating berkurang setelah dibersihkan warga. Sehingga membuat pohon dengan posisi akar yang sudah keluar dari tanah. Seolah-oleh terlihat berdiri tegak kembali pada posisi semula.

"Mereka memanjat pohon, memotong beberapa dahan yang tumbang ini. Mungkin karena akar yang menahan pohon ini berkurang bebannya karena sudah dipotong sebagian, hingga sisa batang yang belum dipotong, ini jadi terangkat, seolah-olah berdiri lagi," imbuhnya.