Minggu, 19 Mei 2024 | 21:52
NEWS

Dampingi Operasi Bedah Saraf, Siloam Hospitals Transfer Ilmu Medis di RSUD Jayapura

Dampingi Operasi Bedah Saraf, Siloam Hospitals Transfer Ilmu Medis di RSUD Jayapura
(Dok. RSUD Jayapura)

ASKARA - Pakar bedah saraf Rumah Sakit Siloam Prof. dr. Eka J Wahjoepramono hadir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura untuk mendampingi dan membantu operasi penyumbatan saraf pasien pada Senin (29/3) lalu.

Kehadiran Prof Eka merupakan bentuk kepedulian Siloam terhadap kemajuan dunia kedokteran di Papua dan membantu peningkatan layanan dan kemampuan menangani kasus-kasus yang lebih rumit tanpa harus dirujuk ke daerah lain.

Prof Eka mendampingi dua dokter bedah RSUD Jayapura dr. Tommy Numberi dan dr. Hendrikus Bolly.

"Kami melakukan operasi atau istilahnya saraf kejepit. Saraf yang paling ujung kita potong untuk membebaskan jepitannya," kata Dokter Tommy usai melakukan pembedahan.

Kegiatan bedah gabungan atau joint surgery ini berlangsung selama kurang lebih empat jam dan keadaan pasien berakhir diselamatkan.

Atas keberhasilan operasi tersebut, tim medis operasi dari pihak RSUD Jayapura banyak mengucapkan rasa syukur dan merasa beruntung didampingi oleh Prof Eka.

"Kegiatan joint surgery ini kami mendapatkan banyak ilmu baru," kata Dokter Tommy.

Di tempat yang sama, Prof Eka yang mewakili Siloam Hospitals mengatakan, pengalaman dan jam terbang sangat dibutuhkan oleh setiap dokter bedah agar menambah kemampuan dan semakin ahli menangani pasien.

"Kami memerlukan waktu 25 tahun, saya mulai bedah mikro sejak 1996," katanya.

Kehadiran tim Siloam Hospitals di RSUD Jayapura salah satunya dimaksudkan untuk mempercepat proses itu agar dokter-dokter muda dapat menimba pengalaman dari yang lebih senior.

"Kekurangan tentu banyak dalam artian perlengkapan alat. Fasilitas ini semoga segera dilengkapi dengan bersinergi bersama pemerintah Papua. Tapi alat itu bukan satu-satunya, yang utama adalah memiliki mental. Apa yang ada saat ini, kita berangkat dulu," jelas Prof Eka.

Dengan peningkatan kemampuan dan fasilitas, Prof Eka mengharapkan ke depan bila ada pasien yang membutuhkan operasi saraf bisa ditangani di RSUD tanpa harus diterbangkan ke Jakarta.

RSUD Jayapura saat ini baru memiliki dua dokter spesialis bedah saraf. Sebelum 2016, semua pasien yang membutuhkan operasi saraf harus di terbangkan ke luar Papua. Setelah itu RSUD Jayapura sudah bisa melakukan operasi saraf untuk kasus ringan.

Komentar