Minggu, 19 Mei 2024 | 16:53
NEWS

PBNU: Teror Atas Nama Agama, Bukan Berdasarkan Ajaran Agama

PBNU: Teror Atas Nama Agama, Bukan Berdasarkan Ajaran Agama
Terduga teroris (dok istimewa)

ASKARA - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Robikin Emhas menyatakan, aksi penyerangan yang terjadi di Mabes Polri menjadi pekerjaan rumah (PR) yang besar bagi bangsa Indonesia.

Mengingat pelaku penyerangan yang bergerak sendiri atau lone wolf sulit terdeteksi. Umumnya teroris lone wolf sudah terdoktrin bergerak sendiri dan menyusun teror dengan memanfaatkan internet.

"Menjadi pekerjaan rumah yang luar biasa besar bagi kita warga bangsa, karena fenomena lone wolf tidak mudah dideteksi. Mari tingkatkan kewaspadaan dan mari tidak takut pada teror," kata Robikin dalam keterangannya, Kamis (1/4).

Robikin Emhas menegaskan, bahwa tidak ada agama yang membenarkan kekerasan, sehingga penyerangan terhadap Mabes Polri harus dikutuk keras dan ditindaklanjuti.

"Penyerangan terhadap institusi negara, pengayom masyarakat, dan bagian dari penegak hukum, menggunakan dalil apa pun tidak bisa dibenarkan," tutur Robikin.

Dikatakannya siapa pun yang melakukan aksi kekerasan, apalagi tindakan teror dengan mengatasnamakan agama, maka bukan berdasarkan ajaran agama.

Sebab, agama apa pun secara tegas melarang segala bentuk kekerasan, terlebih aksi teror yang berusaha menyerang masyarakat maupun institusi pemerintah.

Robikin menambahkan, sasaran utama aksi terorisme adalah menimbulkan rasa takut, karena dapat menimbulkan kekacauan dan ketidakstabilan di masyarakat.

"Mari kita lawan bersama, bersama bergandeng tangan untuk memperkokoh kebersamaan dan menjadikan keberagaman kekuatan untuk membangun peradaban bangsa," cetusnya.

Pelaku teror berinisial ZA nampak mengenakan pakaian serba hitam dan penutup kepala berwarna biru masuk ke dalam kawasan Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/3) kemarin. Pelaku sempat menodongkan senjata kepada aparat yang sedang bertugas di sekitar gerbang Mabes Polri.

Komentar