Sabtu, 27 April 2024 | 10:05
NEWS

Begini Kronologi Penemuan CVR Sriwijaya Air SJ182

Begini Kronologi Penemuan CVR Sriwijaya Air SJ182
Ilustrasi. (Dok. Sindonews)

ASKARA - Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menyampaikan kronologi penemuan Cockpit Voice Recorder (CVR) dalam black box pesawat Sriwijaya Air SJ182.

"Sebelum operasi Badan SAR Nasional ditutup kita telah menemukan Flight Data Recorder (FDR) dan dua pinker locator (alat pendeteksi)," katanya dalam konferensi pers di JICT II, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (31/3).

Meskipun posisi dua pinker tersebut dalam kondisi terpisah, tim berhasil menemukan FDR. Setelah operasi pencarian dinyatakan ditutup oleh Basarnas pada 21 Januari lalu, tim KNKT terus melanjutkan pencarian. Pencarian dilakukan bersama tim gabungan yang terdiri dari unsur TNI hingga warga Kepulauan Seribu dengan beberapa penyelam dari Basarnas dan TNI AL namun tidak membuahkan hasil.

Soerjanto menyebutkan, setelah upaya pencarian CVR selama satu bulan setengah, tim memutuskan untuk mengubah metode.

"Kami istirahat satu minggu kemudian mengevaluasi kira-kira metode apa lagi yang bisa kita gunakan dalam pencarian kotak hitam ini," katanya.

KNKT kemudian memutuskan untuk mengerahkan kapal penyedot lumpur atau Trailing Suction Hopper Dredger (TSHD) King Arthur 8.

"Dengan kapal itu kita tahu area yang dicari 90 kali 90 meter. Kapal TSHD ini ada penyedot lumpur seperti vacuum cleaner, kita lakukan hingga kedalaman satu meter," jelas Soerjanto.

Hingga hari ke empat pencarian menggunakan Kapal TSHD belum membuahkan hasil kemudian pada hari terakhir yakni Selasa (30/3) akhirnya CVR berhasil ditemukan. CVR tersebut akan dibawa ke laboratorium untuk mendapatkan data. Proses ini diperkirakan memerlukan waktu tiga hari sampai satu minggu. 

"Setelah itu akan kami lihat, bikin transkrip untuk dicocokkan dengan FDR. Apa yang terjadi di dalam kokpit. Sehingga kita bisa menganalisa kenapa data dari FDR seperti ini dan bagaimana situasi di kokpit. Tanpa CVR memang dalam kasus Sriwijaya Air ini akan sulit mengetahui penyebab (jatuhnya)," jelas Soerjanto.

Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di Perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021 hingga menewaskan 62 penumpang dan awak kabin.

Sudah 59 korban yang berhasil diidentifikasi yakni 30 berjenis kelamin laki-laki dan 29 perempuan. Tersisa tiga jenazah yang belum dapat diidentifikasi.

Komentar