Kamis, 25 April 2024 | 13:45
NEWS

KNKT Janji Transparan Soal Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ182

KNKT Janji Transparan Soal Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ182
Konferensi pers KNKT terkait penemuan CVR Sriwijaya Air SJ182. (Humas KNKT)

ASKARA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) segera menganalisa Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ182 setelah ditemukan pada Selasa (30/3) malam.

"CVR ini akan dibawa ke lab untuk dianalisa," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (31/3).

Dia menjelaskan, proses pembacaan rekaman kokpit setidaknya membutuhkan waktu tiga hari sampai satu minggu. Setelah itu, hasil rekaman akan dibuat dalam bentuk transkrip dan kemudian dicocokkan dengan Flight data Recorder (FDR) yang telah ditemukan lebih dulu. 

Dari hasil analisa, situasi kokpit saat kejadian akan lebih mudah untuk dipahami. Keberadaan CVR sangat dibutuhkan untuk menentukan penyebab jatuhnya pesawat Boeing 737-500 tersebut.

Soerjanto menyatakan, CVR ditemukan dengan metode dreging atau pengerukan lumpur. Dengan menggunakan kapal TSHD King Arthur 8, CVR ditemukan di area berlumpur pada kedalaman 1 meter.

Penemuan VCR menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melakukan investasi jatuhnya Sriwijaya Air SJ182. KNKT berkomitmen akan membagikan informasi yang ditemukan dalam proses analisa secara transaparan.

"Sesuai mandat dari presiden dan masyarakat kami akan membuka penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 setransparan mungkin, sehingga bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua," jelas Soerjanto.

Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak di Perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu 9 Januari 2021 sekitar pukul 14.40 WIB. Pesawat dipastikan jatuh ke laut setelah empat menit lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.

Total jumlah penumpang yang berada dalam pesawat 62 orang dengan rincian 56 penumpang dan enam awak.

Komentar