Minggu, 28 April 2024 | 08:54
NEWS

Perlindungan Perempuan dan Anak Belum Jadi Isu yang Menggelitik

Perlindungan Perempuan dan Anak Belum Jadi Isu yang Menggelitik
Ilustrasi. (Suara)

ASKARA - Komisi Nasional Perempuan mencatat, sepanjang tahun 2020 ada 299.911 kasus kekerasan terhadap kaum perempuan. 

Angka tersebut menurun signifikan dibandingkan laporan tahun sebelumnya, di mana terdapat 431.471 kasus.

Dari jumlah itu, yang ditangani pengadilan 291.677 kasus, lembaga layanan mitra Komnas Perempuan 8234 kasus dan Unit Pelayanan dan Rujukan (UPR) 2389 kasus. Jenis Kekerasan Terhadap Istri (KTI) pada peringkat teratas dengan 3221 kasus, pacaran (1309), terhadap anak perempuan (954), sisanya kekerasan oleh mantan pacar, suami dan terhadap pekerja rumah tangga.

Komite III DPD RI prihatin dengan kekerasan seperti catatan tahunan Komnas Perempuan, seperti disampaikan senator Erlinawati. Menurutnya, hal itu kontradiktif dengan Peringatan Hari Perempuan Sedunia yang menunjukkan keberhasilan perjuangan hak-hak perempuan di berbagai bidang.

"Namun, pada sisi lain kita masih mendengar kasus-kasus tentang tindak kekerasan kepada perempuan dan anak selama periode tahun lalu," ujarnya, Rabu (10/3).

Erlinawati menilai, kasus kekerasan terhadap perempuan seperti fenomena gunung es, sebab banyak korban yang enggan melapor karena malu. 

"Yang lebih miris, orang tua korban masih menganggap permasalahan biasa. Perlindungan perempuan dan anak belum menjadi isu yang menggelitik," katanya.

Komite III DPD yang salah satu lingkup tugasnya di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak meminta aparat penegak hukum untuk melakukan tindakan jika menemukan laporan terhadap kasus ini. 

"Komite III meminta penegak hukum menindak segala laporan terkait kekerasan terhadap perempuan dan memberikan perlindungan secara hukum," ujar Erlinawati.

Erlinawati mengaku, pihaknya terus menggaungkan wacana kesetaraan gender kaum perempuan karena penting perannya di lini kehidupan, sehingga peran dan fungsinya harus diperhatikan.

"Komite III mengajak seluruh masyarakat untuk menggaungkan masalah ini agar kesetaraan gender terwujud secara konkrit dan nyata," jelas senator dari Provinsi Kalimantan Barat tersebut. (beritalima)

Komentar