Rabu, 22 Mei 2024 | 20:39
NEWS

Perhimpunan Guru Keluhkan Lambannya Vaksinasi Covid-19

Perhimpunan Guru Keluhkan Lambannya Vaksinasi Covid-19
Ilustrasi. (RFI)

ASKARA - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengapresiasi pernyataan Presiden Joko Widodo ingin merampungkan sekitar lima juta vaksinasi guru, dosen dan tenaga kependidikan pada Juni 2021. 

Namun, sampai awal Maret ini, para guru dan tendik di berbagai daerah mengeluhkan lambatnya proses vaksinasi.

Kepala Bidang Advokasi Guru P2G Iman Zanatul Haeri mengaku mendapat keluhan dari para guru di berbagai daerah jaringan P2G.

"Laporan yang kami terima dari Kabupaten Kepulauan Simeulue, Aceh para guru bahkan belum mendapatkan informasi apapun terkait vaksinasi guru dan tendik," kata Iman, Sabtu (6/3).

Sementara, di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, dan Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara melaporkan sama sekali belum ada guru dan tendik yang divaksinasi. 

"Sedangkan di Kabupaten Pandeglang, Banten baru satu guru yang divaksinasi. Tapi kebanyakan hanya mengisi kuisioner saja," tutur Imam.

Dia mengatakan, jika vaksinasi guru dan tendik berjalan lambat maka target Presiden Jokowi dan Mendikbud Nadiem Makarim tidak akan tercapai. Padahal bulan Juni tinggal sekitar 90 hari lagi, sebab terpotong satu bulan Ramadan yang mungkin saja vaksinasi terkendala puasa. Jika dihitung maka setiap hari seharusnya ada 55 ribu guru, dosen, dan tendik yang divaksinasi secara nasional.

Di sisi lain, Iman mengeluhkan masih kurangnya sosialisasi mengenai proses vaksinasi bagi guru dan tendik sampai awal Maret ini.

"Bagaimana caranya, prosesnya, lokasinya dan tahapannya kebanyakan guru dan tendik masih kebingungan," bebernya.
 
Kondisi lambatnya vaksinasi guru dan tendik di daerah juga dirasakan di DKI. Sebagaimana diungkapkan Ketua P2G DKI Jakarta Fandi Fuji Hariansah.

Guru SMA ini juga mengeluhkan minimnya informasi dan sosialisasi mengenai vaksinasi guru dan tendik dari Pemprov DKI Jakarta.

"Banyak guru dan tendik bertanya-tanya karena tidak kunjung mendapatkan panggilan vaksinasi. Selain itu, banyak juga guru yang mendapati nama dan nomor KTP-nya tidak terdaftar dalam peserta vaksinasi setelah mengecek portal www.pedulilindungi.id," jelas Fandi.

Komentar