Kamis, 25 April 2024 | 02:36
NEWS

Jakarta Paling Tinggi Kasus Kekerasan Perempuan

Jakarta Paling Tinggi Kasus Kekerasan Perempuan
Ilustrasi. (Suara)

ASKARA - Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mengatakan, DKI Jakarta menjadi daerah dengan laporan kasus kekerasan terhadap perempuan paling tinggi di antara provinsi lainnya, di mana dalam kurun waktu 2020 terjadi 2461 kasus.

"Ini data yang melaporkan. Untuk kekerasan terhadap perempuan di ranah personal tercatat 2052 kasus atau setara dengan 83,38 persen," kata Komisioner Komnas Perempuan Dewi Kanti dalam keterangannya, Sabtu (6/3).

Kemudian untuk kekerasan terhadap perempuan di ranah komunitas atau pelakunya bukan dari ranah privat semisal tetangga atau orang tidak dikenal sebanyak 392 kasus, setara 15,93 persen dan 17 kasus pada ranah negara.

Pada posisi kedua, Jawa Barat tercatat memiliki pengaduan laporan kekerasan terhadap perempuan sebanyak 1011 kasus, sebanyak 773 di ranah personal, 236 di ranah komunitas dan dua kasus pada ranah negara.

Sementara itu, Yogyakarta menjadi provinsi dengan kasus kekerasan terhadap perempuan paling rendah yang dilaporkan kepada Komnas Perempuan. Pada 2020, Komnas Perempuan mencatat jumlah kekerasan terhadap perempuan di Yogyakarta hanya 263 kasus. Untuk kekerasan di ranah personal sebanyak 254 kasus atau 96,58 persen. Selanjutnya pada ranah komunitas tercatat sembilan kasus dan nihil kasus pada ranah negara.

Secara umum, ranah personal merupakan yang paling berisiko terjadi kekerasan dengan ruang lingkup. Di antaranya perkawinan atau kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) serta hubungan personal atau pacaran yakni sebanyak 6480 kasus atau setara 79 persen.

Pada tahun sebelumnya, kasus kekerasan terhadap perempuan di ranah personal sekitar 75 persen. Artinya, terjadi peningkatan sebesar empat persen pada 2020.

Komnas Perempuan menilai, peningkatan tersebut karena intensitas pertemuan yang jauh lebih tinggi di rumah selama pandemi Covid-19 sehingga memungkinkan terjadinya konflik.

Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani menyakini, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan ke lembaganya.

Apalagi, beberapa daerah pada 2020 tidak diketahui kondisi atau perkembangan kasus kekerasan terhadap perempuan yakni Gorontalo, Sulawesi Barat dan Maluku Utara.

Komentar