Kamis, 25 April 2024 | 08:27
NEWS

Warganet Indonesia Disebut Paling Tak Sopan, Menkominfo Ungkap Penyebabnya

Warganet Indonesia Disebut Paling Tak Sopan, Menkominfo Ungkap Penyebabnya
Ilustrasi media sosial facebook (Dok Pixabay)

ASKARA - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate buka suara perihal hasil survei Microsoft bertajuk Digital Civility Index (DCI) yang menyebutkan warganet asal Indonesia menduduki nomor buncit atau paling tidak sopan se-Asia Tenggara.

Maka pihaknya telah membentuk Komite Etika Berinternet atau Net Ethics Committee (NEC). Komite itu diharapkan bisa mewujudkan ruang digital Indonesia bersih, sehat, beretika, produktif dan memberikan keadilan bagi masyarakat.

Menurut Johnny, kehadiran NEC cukup penting karena di tengah penggunaan ruang digital sangat masif dengan perilaku pemanfaatan digital yang beretika.

"Indonesia menduduki peringkat ke-29, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan posisi bawah, di antara negara-negara Asia Pasifik lainnya," kata Johnny dalam konferensi pers virtual, Sabu (27/2).

Penyebab hasil survei itu dapat dipicu oleh penyebaran hoaks, disinformasi dan ujaran kebencian yang makin marak ditemukan di ruang digital Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

"Secara garis besar, skor ini sedikit banyak dipengaruhi oleh tingkat penyebaran hoaks, disinformasi, ujaran kebencian, serta kejadian bullying dan pelecehan daring yang semakin marak," tuturnya.

Johnny menjelaskan tugas NEC di antaranya merumuskan panduan praktis terkait budaya serta etika berinternet dan bermedia sosial. Sehingga diharapkan bakal mendorong peningkatan literasi digital.

"Di mana kecakapan untuk menggunakan instrumen digital dan kemampuan merespons arus informasi digital dapat ditumbuh-kembangkan secara optimal," cetusnya.

Adapun indeks dalam survei tersebut diukur dari persepsi warganet terhadap risiko yang mungkin mereka dapatkan seperti ujaran kebencian, perundungan siber (cyber bullying).

Serta pelecehan daring, penyebaran data pribadi, dan ancaman terhadap keberadaban. Posisi Indonesia pada peringkat ke-29 dari total 32 negara subyek studi.

Survei itu dilakukan selama April hingga Mei 2020 yang melibatkan 16.000 responden dari kalangan muda maupun tua. Untuk warganet Malaysia dan Thailand masing-masing menduduki posisi kedua dan ketiga dalam survei tersebut.

Survei itu menunjukkan semakin rendah skor berarti paparan risiko online semakin rendah. Dengan begitu, tingkat kesopanan netizen di negara itu semakin tinggi. Hal itu berdasar laporan Mashable pada, Jumat (26/2).

Paparan risiko online yang dimaksud adalah hoaks, ujaran kebencian, penipuan, atau diskriminasi yang dialami di dunia maya. Menurut survei Microsoft, yang membuat skor Indonesia semakin terpuruk ternyata justru kalangan dewasa.

Komentar